Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Mangkraknya proyek pembangunan jembatan Gang Selili RT 42 Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur hampir 3 Minggu ini, juga mendapat perhatian dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (03/12/2022).
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan Nurhadi Saputra mengatakan, melihat kondisi proyek jembatan yang saat ini mangkrak diduga akibat kosongnya material bangunan, dirinya mengaku prihatin dan memperkirakan proyek ini tidak akan selesai di akhir Desember 2022.
“Pasti gak nyampe. Sama dengan bahasanya teman-teman waktu sidak di DAS Ampal, bahwa hanya bantuan jin saja yang bisa menyelesaikan ini. Apalagi hitungannya tinggal hitung hari, bukan hitungan bulan. Sedangkan dalam kalender pelaksanaan itu 135 hari,” kata Nurhadi Saputra, ditemui kabargupas.com, saat meninjau lokasi proyek jembatan Gang Selili.
Menurut Nurhadi Saputra, kontraktor pelaksana terlihat nyantai. Dalam kontrak itu sebenarnya tidak bisa terlalu berharap sama orang lain, terlebih dengan penyedia material bangunan karena sudah menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Tanggung jawab kontraktor bagaimana mendatangkan materialnya agar proyek pembangunan jembatan ini tetap berjalan.
“Itu tanggung jawab dia (kontraktor) bagaimana bisa mendatangkan materialnya. Saya sebagai perwakilan dari Dapil Balikpapan Timur meminta kepada Dinas PU (Pekerjaan Umum) Balikpapan untuk segera menegur kontraktor,” ujar Nurhadi Saputra yang akrab disapa Nusa ini.
Sebenarnya, lanjut Nurhadi, dirinya maunya lebih persuasif dibicarakan baik-baik, tapi dibiarkan, malah terus begini, otomatis lembaga (DPRD Balikpapan) yang akan turun untuk menegur.
“Insyaallah Selasa (06/12/2022) depan, kita akan memanggil Dinas PU Balikpapan karena kasus pembangunan seperti ini bukan hanya terjadi di RT 42 Gang Selili saja yang mangkrak, tapi dihampir seluruh proyek di Balikpapan seperti DAS Ampal serta lainnya,” tandas Nusa.
Sementara itu, saat media ini berusaha melakukan konfirmasi kepada pimpinan proyek, tak satupun manajemen kontraktor ada di lokasi kegiatan. Yang ada hanya pekerja, namun saat ditanya nomor telepon pimpinannya, mereka juga mengatakan tidak tahu.
Pekerja, Kamaruddin, saya tidak tahu pimpinannya. Cuma kita disuruh kerja, sampai akhirnya kehabisan material dan menunggu hingga proyek terkesan mangkrak. Sudah hampir 3 Minggu tidak ada kegiatan. Kalau ada materialnya, saya optimis proyek bisa selesai sebelum akhir tahun,” kata Kamaruddin.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment