by

Hari Raya Siwalatri, Personel Hindu Polda Kaltim Gelar Persembahyangan Bersama

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Ibadah atau Persembahyangan Bersama digelar personel Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) yang beragama Hindu dalam rangka Hari Raya Siwalatri, Jumat (20/01/2023), sekira pukul 10.00 WITA.

Persembahyangan dilaksanakan di Pura Giri Jayanatha Jalan Hendriawan Sie Gunung Sari Kecamatan Balikpapan Kota berdasarkan Surat dari ASSDM Polri Nomor  B/316/I/BIN.1.4 /2023SSDM tanggal 16 Januari 2023 Perihal Persembahyangan Bersama.

Persembahyangan dipimpin oleh Pinandita Ketut Wirata. Setelah persembahyangan dilaksanakan, disampaikan arahan oleh Ketua Binroh Polda Kaltim AKBP Made Subudi, SH dengan Tema Lubdaka.

“Bertepatan dengan Hari Raya Siwaratri, selalu dihubungkan dengan kisah dari Lubdaka. Siapakah Lubdaka itu?,” kata Made Subudi.

Menurut Subudi, Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari, terangnya, saat sedang berburu ia tidak memperoleh seekor pun binatang. Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, sampai larut malam.

Suasana persembahyangan yang digelar personel Hindu Polda Kaltim di Pura Giri Jayanatha Balikpapan, Jumat (20/01/2023).

“Ketakutannya terhadap binatang buas membuatnya memanjat pohon bilwa untuk tempat tidurnya. Dibawah pohon bilwa terdapat air telaga yang jernih, dengan sebuah Lingga. Perlahan Lubdaka memanjat pohon itu,” ujarnya.

Meski ia sangat mengantuk, ungkap Subudi, ia tidak berani tidur karena takut terjatuh dan dimakan binatang buas, untuk menghilangkan rasa mengantuknya ia memetik daun-daun pohon bilwa dan menjatuhkannya ke bawah, sehingga mengenai Lingga yang ada di bawahnya.

“Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siwaratri, dimana Dewa Siwa tengah melakukan yoga,” tuturnya.

Ketika ia sedang memetik daun bilwa, tambah Subudi, Lubdaka teringat dengan masa lalunya yang selalu memburu semua binatang. Lubdaka mulai menyesali segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya sepanjang hidup.

“Di atas pohon bilwa itu, hatinya bertekad untuk berhenti bekerja sebagai pemburu. Waktu terasa sangat cepat, ia terus membayangkan masa lalunya hingga matahari terbit. Karena sudah pagi, ia berkemas-kemas pulang ke rumahnya,” kata perwira polisi berpangkat melati 2 di pundak ini.

Usai mengikuti persembayangan, personel Hindu Polda Kaltim foto bareng.

Sejak hari itu, Lubdaka beralih pekerjaan sebagai petani. Waktu berjalan, akhirnya Lubdaka meninggal dunia di usia tua. Roh Lubdaka, setelah lepas dari jasadnya, bingung tak tahu harus ke mana. Para Cikrabala (Pasukan Neraka) kemudian datang hendak membawanya ke Neraka.

“Di saat itulah, Dewa Siwa datang mencegah pasukan Cikrabala. Pasukan Cikrabala beranggapan, roh Lubdaka harus dibawa ke neraka. Ini disebabkan, semasa ia hidup, ia kerap membunuh binatang yang seharusnya tidak dibunuh,” jelasnya.

“Namun Dewa Siwa berkata lain, Beliau mengatakan bahwa, walaupun Lubdaka kerap membunuh binatang, tapi pada suatu saat di malam Siwaratri, Lubdaka begadang semalam suntuk dan menyesali dosa-dosanya di masa lalu. Sehingga, roh Lubdaka berhak mendapatkan pengampunan. Akhirnya, roh Lubdaka dibawa ke Siwa Loka,” tutup Subudi.

Hadir dalam kegiataan ini AKBP dr. Gusti Dharma (Kasubdit Dokpol Polda Kaltim), AKBP dr. Made Suanda (Ahlimadya RS Bhayangkara), AKBP I Nyoman Suantara, S.H (Kasubdit Wabprof Bidpropam Polda Kaltim), AKP Nyoman Sukerta dan sekitar 50 personel Polda Kaltim lainnya terdiri anggota Intel Polda Kaltim, Reskrim, Samapta Polda, Sat Brimob serta personel Polresta Balikpapan.

Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed