Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan menerima kunjungan tim dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kunjungan ini dilaksanakan untuk koordinasi dan konsultasi terkait proses pengolahan air laut dan ketenagakerjaan yang dilaksanakan oleh PT KPI Unit Balikpapan.
Kegiatan diawali dengan diskusi di Kantor Besar PT KPI Unit Balikpapan Jalan Yos Soedarso, dilanjutkan dengan kunjungan melihat langsung proses pengolahan air laut di dalam kilang, Selasa (22/08/2023).
“Kunjungan yang dilakukan ke Kilang Balikpapan merupakan arahan dari Bapak Walikota. Pemkot saat ini mengembangkan tagline kolaboratif dan sinergi,” kata Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan Murni.
Pertamina, kata Murni, sebagai salah satu perusahaan terbesar di Balikpapan, tentunya mejadi ikon Balikpapan. Disisi lain, Pemkot Balikpapan dalam mewujudkan visi dan misi 2021-2026 memerlukan dukungan dari semua pihak, salah satunya peran Pertamina.
Selain dari Bappeda Kota Balikpapan, tim dari Pemkot Balikpapan lainnya juga hadir diantaranya Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tenaga Kerja, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan serta Tenaga Ahli Walikota.
Murni juga menjelaskan, Kota Balikpapan mendapat tantangan baru dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu, Pemkot Balikpapan juga harus mulai mempersiapkan tenaga kerja yang andal.
“Beberapa strategi baru yang akan dilaksanakan pada 2024, yaitu kegiatan bina mental bagi tenaga kerja,” kata Murni.
Selain itu, Murni juga mengharapkan agar PT KPI Unit Balikpapan melaksanakan kegiatan berbagi pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya kepada tenaga kerja di Balikpapan.
“Dengan SDM yang dimiliki Pertamina, Pertamina dapat membagi keahlian khusus yang dimiliki dan dapat dibagikan kepada tenaga-tenaga kerja di balikpapan, sehingga meningkatkan kualitas SDM. Hal itu kita perlukan untuk tumbuh bersama IKN,” kata Murni.
Terkait proses pengolahan air laut yang dilakukan oleh PT KPI Unit Balikpapan, Murni menjelaskan kondisi Balikpapan saat ini. Menurutnya, Balikpapan saat ini sedang krisis air baku dan sumber air baku juga terbatas.
“Litolog kita-kira kurang mendukung untuk menampung air dalam volume besar. Untuk itu kami ingin belajar terkait dengan desalinasi yang dilakukan Kilang Balikpapan. Daerah kita ada teluk dan tepi pantai, dan mudah-mudahan ini bisa dioptimalkan,” kata Murni.
Dengan melihat langsung proses yang dilaksanakan PT KPI Unit Balikpapan, tim Pemkot Balikpapan ingin belajar seberapa besar potensinya, operasionalnya serta investasinya.
“Ini sebagai perbandingan apakah ini layak untuk diterapkan untuk penyediaan air baku untuk masyarakat Kota Balikpapan,” jelas Murni.
Sementara itu, General Manager PT KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho mengatakan, di Balikpapan memang saat ini sedang berlangsung proyek pengembangan kilang yang masif. Tujuannya, untuk menaikkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari.
“Tidak hanya meningkatkan jumlah produksinya namun juga kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini menjadikan proyek tersebut menjadi terbesar yang dimiliki oleh Pertamina,” kata Bayu.
Saat ini, tambah Bayu, PT KPI Unit Balikpapan juga menghadapi kendala yang sama terkait dengan keterbatasan air karena hujan tak kunjung turun hingga menyebabkan kurangnya air yang dibutuhkan oleh Pertamina, khususnya dalam mendukung operasional kilang.
“Terkait dengan pengelolaan air, musim kemarau yang panjang, kami juga menghadapi kendala yang sama,” ujarnya.
Bayu menjelaskan, PT KPI Unit Balikpapan saat ini mengggunakan 3 air yaitu pengolahan air laut dengan proses sea water desalination, air permukaan dari waduk sungai wain dan pemakaian air bawah tanah dengan menggunakan sumur dalam.
“Penggunaan air selalu diprioritaskan untuk mendukung operasional kilang. Saat ini kami juga melakukan pengaturan pengaliran air di lingkungan RDP yang dibatasi 3 hari sekali,” kata Bayu.
Untuk memenuhi kebutuhan air setelah proyek kilang selesai, dibutuhkan air dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, KPI Unit Balikpapan akan membangun fasilitas Reserve Osmosis (RO).
“Kita akan bangun fasilitas Reverse Osmosis. Fasilitas ini kemungkinan akan menjadi fasilitas dengan kapasitas terbesar di Indonesia,” tutupnya.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment