Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Silaturahmi yang dirangkai dengan ramah tamah digelar manajemen XL Axiata bersama awak media di salah satu resto di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (18/07/2024) malam.
Tak sekadar bersilaturahmi, diskusi tentang perkembangan teknologi di tanah air juga jadi bahan obrolan pada kegiatan yang dihadiri oleh Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir, Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata, Reza Z. Mirza, dan Caretaker Kalimantan Area, Sarroso Dwi Panggah yang juga sebagai narasumber.
Namun, isu tentang Starlink tampaknya jadi bahan bahasan menarik pada pertemuan kali ini, yang disampaikan oleh Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir.
Menurut Marwan O. Baasir, kehadiran suatu teknologi baru memang sebuah keniscayaan termasuk Starlink, diharapkan pemerintah menerapkan regulasi yang seimbang sehingga tercipta adanya playing field yang sama antara Starlink dengan operator yang ada.
Termasuk melakukan kontrol terhadap struktur tarif Starlink sehingga tidak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha telekomunikasi nasional.
“Kami berpandangan bahwa saat ini terjadi ketidak-keseimbangan playing field yaitu adanya perlakukan khusus terhadap Starlink, misalnya, kemudahan untuk melakukan penetrasi layanan ke wilayah residensial, tidak adanya pembatasan wilayah layanan B2C yang dilakukan Starlink, penawaran harga yang berpotensi predatory,” kata Baasir.
“Pemerintah seyogyanya dapat bertindak sebagai pengadil untuk memastikan equal playing field ini,” imbuhnya.
Selain isu Starlink, isu tentang RT/RW Net juga jadi perhatian pada kegiatan ini. Menurutnya, praktik penjualan kembali layanan Internet atau yang disebut RT/RW Net illegal merupakan tindakan yang merugikan bagi semua pihak, baik bagi pelanggan, ISP/operator, atapun bagi pemerintah.
“Bagi pelanggan, praktik ini sekilas memang tampak menguntungkan karena bisa mendapatkan layanan Internet dengan harga yang murah, namun tidak akan “sustain” atau awet karena internet yang dia gunakan tersebut bisa diputus oleh penyelenggara Internet sewaktu-waktu karena mekanismenya berlangganannya tidak melalui mekanisme yang seharusnya alias illegal,” ungkap Baasir.
“Selain itu juga potensi rentannya keamanan data pelanggan dimana dengan langganan internet illegal tersebut keamanan datanya tidak terjamin,” tambahnya.
Sementara bagi ISP atau operator, terang Baasir, hal ini tentunya juga merugikan harga layanan Internet yang ditawarkan terkesan menjadi lebih mahal, sulit dijual karena sudah ada yang menawarkann Internet murah secara illegal (dimana penjual internet illegal tersebut tidak membayar kewajiban BHP frekuensi dan kewajiban kewajiban lainnya sebagai penyedia internet).
“Dan pemerintah juga dirugikan karena kalau praktik seperti ini terus berlangsung juga akan potensi menurunkan pendapatan pemerintah dari BHP frekuensi dan sebagainya, yang dibayarkan para ISP/operator,” ungkapnya.
“Harapan kami tentunya adalah perlu adanya pengaturan dan penertiban dari pemerintah terhadap semakin maraknya praktik ini,” ujar Baasir.
Pihaknya, kata Baasir, telah melakukan koordinasi dengan pemerintah dan juga asosiasi terkait (APJII, ATSI) dan sebagainya untuk bisa secara bersama-sama melakukan edukasi dan juga perlunya penerapan aturan untuk mencegah semakin maraknya praktik illegal penjualan kembali layanan Internet tersebut.
Menerapkan aturan pencegahan terhadap praktik penjualan kembali layanan Internet/RT RW Net illegal melalui syarat dan ketentuan berlangganan layanan bagi pelanggan atau masyarakat, yang mana dalam syarat dan ketentuan berlangganan tersebut menekannya adanya sanksi pemutusan layanan Internet bilamana terbukti terdapat penyalahgunaan dalam berlangganan dan menggunakan layanan Internet.
“XL Axiata melalui layanan XL SATU selalu mengedepankan kenyamanan pelanggan dengan koneksi internet unlimited, tanpa FUP. Namun, XL SATU selalu melakukan evaluasi terhadap penyalahgunaan layanan XL SATU sesuai dengan syarat ketentuan berlangganan yang sudah disetujui pelanggan,” tutupnya.
Penulis: Poniran
Sumber: Humas XL Axiata
Comment