by

Wali Kota Balikpapan Sampaikan Paparan Akhir Tahun, Ini Kata Rahmad

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Wali Kota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud SE, ME menyampaikan Paparan Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan di aula Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (27/12/2021).

Ada 7 paparan yang disampaikan oleh orang nomor satu di Kota Minyak ini yakni Kondisi Umum Daerah 2021, Perkembangan Vaksinasi dan Penanganan COVID-19, Kondisi APBD Kota Balikpapan, Penghargaan Kota Balikpapan, Realisasi Kegiatan Prioritas Tahun 2021, Persiapan Dukungan Ibu Kota Negara, serta Peluang dan Tantangan Tahun 2022.

Wali Kota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud Se, ME mengatakan, jumlah dan pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan mulai 2019 hingga 2021 terus mengalami peningkatan. Pada 2019, jumlah penduduk Balikpapan sebanyak 670.505 jiwa, mengalami kenaikan pada 2020 menjadi 697.079 jiwa.

“Pertumbuhan penduduk kembali mengalami kenaikan pada 2021 ini sebesar 1.01% atau 704.110 jiwa. Jumlah tersebut meliputi perempuan sebanyak 344.250 jiwa dan pria sebanyak 359.860 jiwa,” kata Rahmad.

Untuk pertumbuhan ekonomi Balikpapan, tambah Rahmad, secara historis tren pertumbuhan ekonomi Balikpapan berada di atas Kaltim. Pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2021 diproyeksikan sebesar kurang lebih 3.00%, yang didorong oleh beberapa faktor.

“Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Balikpapan ini adalah berlanjutnya proyek RDMP, pembangunan akses IKN dan proyek strategis nasional, menguatnya permintaan domestik seiring pemulihan pasca COVID-19, realisasi aktivitas ekonomi (termasuk pembelajaran tatap muka), dan cakupan vaksinasi masyarakat Balikpapan,” jelas Rahmad.

Sedangkan resiko inflasi ekonomi ke depan, papar Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan ini, ada 2 faktor yakni faktor pendorong inflasi dan faktor pendorong deflasi. Faktor pendorong inflasi misalnya, lanjut Rahmad, didasari oleh berlanjutnya harga minyak goreng seiring dengan naiknya harga CPO dunia. Selain itu, kenaikan harga telur ayam yang dipicu oleh naiknya harga pakan.

“Faktor lainnya adalah kenaikan harga bahan makanan seiring dengan adanya pembatasan sosial dan potensi masyarakat untuk berlibur di dalam wilayah Balikpapan serta menurunnya produksi sayuran hijau seiring dengan curah hujan yang tinggi di akhir tahun,” ujarnya.

Sementara, faktor pendorong deflasi meliputi rencana kebijakan pengetatan selama hari libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dapat menekan inflasi tarif angkutan udara, pasokan komoditas bumbu-bumbuan yang diperkirakan stabil selama periode libur Nataru.

“Upaya TPID mendorong urban farming sebagai upaya penambahan pasokan terutama sayuran di Kota Balikpapan,” tandas Rahmad.

Pemkot Balikpapan, kata Rahmad, juga melaksanakan program pengendalian inflasi di Balikpapan. Menurut Rahmad, Pemkot Balikpapan bersama Bank Indonesia dan stakeholder terkait yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi.

“Kemudian, gerakan wanita Matilda meliputi penanaman secara hidroponik, pengelolaan keuangan keluarga, hilirisasi produk dan digital marketing. Program budi daya dalam ember dan menanam kangkung digalakkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan,” ujar Rahmad.

Pemkot Balikpapan bersama stakeholder juga melakukan monitoring harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan penting setiap hari, termasuk saat jelang HBKN. Mengawal kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok ke pasar rakyat.

“Neraca Pangan menyediakan informasi pangan daerah secara komprehensif sebagai dasar perumusan kebijakan pangan atau pengendalian inflasi Kota Balikpapan. Serta melaksanakan pasar murah dan operasi pasar,” pungkas Rahmad.

Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed