Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Dunia pendidikan di Kota Balikpapan, khususnya tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) Negeri pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025, menjadi sorotan masyarakat.
Terlebih dengan peristiwa tidak diterimanya seorang anak berprestasi tingkat nasional, yang notabene berprestasi mengharumkan nama daerah bernama Edelweizz Auradiva, yang mau masuk ke SMKN 1 Balikpapan. Ada apa?
Anggota DPRD Kota Balikpapan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Nurhadi Saputra mengaku prihatin dengan pendidikan di Kota Balikpapan, utamanya tingkat SMA/SMK Negeri.
“Meskipun ini bukan kewenangan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, tapi yang menjadi korban (dari kebijakan pendidikan SMA dan SMK dipegang oleh Pemerintah Provinsi Kaltim, red) adalah warga Balikpapan,” kata Nurhadi Saputra, Selasa (02/07/2024).
Mungkin, tambah Nurhadi, memang banyak orang Balikpapan yang tidak keterima di SMA/SMK Negeri di Balikpapan, pihaknya mengerti dan paham, karena jumlah sekolah juga sangat terbatas di Kota Balikpapan.
“Cuma ini ada satu kasus yang betul-betul sangat saya sayangkan. Ini ada seorang anak berprestasi yang tinggal lahir di Balikpapan Timur, ujungnya kotanya Balikpapan Timur, di Gunung Tembak, bahkan prestasinya sudah nasional karena merupakan kiper Timnas Indonesia U-17 Putri, yakin Edelweizz Auradiva, itu tidak diterima di SMKN 1 Balikpapan,” ungkap Nurhadi.
Awalnya, lanjut Nurhadi, dirinya mengira Edelweizz aman (diterima di SMKN 1 Balikpapan, red). Karena saat Edelweizz bersama orang tuanya mendaftar ke SMKN 1 Balikpapan, mereka membawa semua rekomendasi, termasuk dari PSSI yang ditandatangani oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Kemudian ada juga rekomendasi dari KONI Kaltim yang ditujukan kepada SMKN 1 Balikpapan, lalu ada juga mantan Gubernur Kaltim Isran Noor ikut bertandatangan, tapi semua tidak ada yang menjadi pendukung (tetap tidak diterima, red).
“Buktinya, pihak SMKN 1 Balikpapan justru meminta orang tua Edelweizz mendaftar melalui jalur reguler, tentu saja Edelweizz kalah dong,” ujar Nurhadi, kecewa.
Ini menunjukan, tukas Nurhadi yang juga anggota Komisi III DPRD Balikpapan ini, bahwa Balikpapan tidak pernah menghargai atlet. Jadi wajar saja kalau Persiba Balikpapan itu tidak pernah bagus prestasinya.
Menurut Nurhadi, ini ada anak Balikpapan berprestasi di bidang olahraga sepakbola (kiper Timnas Indonesia U-17 Putri, red) dan berkarir di Samarinda yang merupakan kiper tim sepakbola putri Borneo FC. Kemudian, Edelweizz juga masuk dalam tim PON Kaltim.
“Sayangnya, untuk mencari sekolah saja (SMKN 1 Balikpapan, red) dia kesulitan. Ini berarti bukti, bahwa pendidikan di Balikpapan tidak berpihak kepada anak-anak berprestasi, khususnya bidang olahraga sepakbola putri,” tandasnya.
Dirinya juga mengaku sudah komunikasi dengan orang tua Edelweizz, mereka betul-betul sangat kecewa karena Edelweizz yang merupakan anak berprestasi, tidak bisa sekolah di tanah kelahirannya sendiri.
Edelweizz, ungkap Wakil Rakyat dari Dapil Balikpapan Timur ini, sudah mendapatkan tawaran sekolah di Samarinda. Bahkan, tadi dirinya sudah menawarkan (untuk sekolah di Balikpapan, red) tapi mereka sudah kecewa sekeluarga.
“Bahkan, mereka juga mengatakan jangan kaget kalau nanti mereka pindah KTP. Ini kan memalukan sekali. Balikpapan ini sering menerima anak-anak dari luar kota, tapi anak kota kita sendiri tidak diterima, harus sekolah di luar kota. Kan aneh,” kata Nurhadi.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Balikpapan, Mujadi saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon selulernya tidak merespon. Begitu juga ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, juga tidak memberikan tanggapan.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud saat diminta tanggapannya terkait permasalahan ini melalui pesan singkat WhatsApp-nya mengatakan, pihaknya berharap agar warga Balikpapan yang memiliki prestasi juga menjadi prioritas untuk bisa masuk ke jalur prestasi. Pihaknya juga berharap, SMA dan SMK Negeri di Balikpapan bisa mempertimbangkannya.
“Harapan saya tentunya warga yang memiliki prestasi juga menjadi prioritas untuk bisa masuk ke jalur prestasi. Semoga SMA dan SMK bisa mempertimbangkannya,” kata Rahmad Mas’ud.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment