Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Hampir tiga tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, termasuk Kota Balikpapan yang warganya banyak terkonfirmasi positif hingga meninggal dunia. Selain itu, dampak yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19 ini, juga berimbas kepada perekonomian Kota Balikpapan.
Akibat pandemi COVID-19 ini, serta luluh lantaknya ekonomi Balikpapan, warga sudah merasa jenuh dan berharap pandemi jadi endemik dan ekonomi masyarakat kembali pulih.
Wakil Ketua I DPRD Balikpapan Budiono mengatakan, dilihat dari pandemi COVID-19 ini (sudah hampir 3 tahun), tentunya upaya pemerintah selain penguatan dari sisi memberi vaksin, dosis 1, 2, bahkan Booster, namun pandemi ini tentunya tetap menjadi perhatian.
“Harapan kita, pandemi ini sudah menjadi endemik. Namun demikian, kita harus tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat,” kata Budiono ditemui Kabargupas.com di ruang kerjanya, Senin (07/03/2022).
Di lihat saat ini juga, tambah Budiono, masih ada yang terpapar COVID-19, walau pun gejalanya ringan. Dan untuk pemulihannya cukup isoman (isolasi mandiri) di rumah, isoman penuh atau total. Insyaallah sehat kembali.
Terkait ekonomi masyarakatnya, lanjutnya, juga melihat keterpurukan ekonomi di 2020 dan 2021. Ini sudah saatnya bangkit. Banyak sektor bahwa penggerak ekonomi yakni UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), Pemerintah juga memberi atau membuka peluang-peluangnya, baik itu pariwisata, maupun di mall, juga ada di UMKM.
“Kemudahan-kemudahan itu, atau regulasi itu lah yang diperlukan masyarakat saat ini. Karena, bagaimanapun pariwisata itu menunjang, dan masyarakat perlu sekali. Tentunya regulasi kita beri kelonggaran dengan tetap protokol kesehatan ketat,” tandasnya.
Pihaknya juga melihat, sebentar lagi menjelang Bulan Ramadhan dan Lebaran. Tentu kebutuhan masyarakat berupa sejumlah kebutuhan pokok (sembako) saat ini harga sangat melambung. Pihaknya juga tahu ada kelangkaan minyak goreng.
“Sebetulnya bukan kelangkaan, saya melihat ini ada regulasi yang mungkin harus kita cermati bersama-sama, yaitu minyak goreng. Minyak goreng, bahwasanya pemerintah sudah menetapkan harga subsidinya. Kalau kami cek ke produsen, itu salah satunya minyak goreng di dalam negeri itu sebetulnya cukup, cuma kita melihat ada panic buying,” jelas politisi PDI Perjuangan Balikpapan ini.
Mungkin, imbuhnya, juga ada distribusi yang terhambat, lalu ada panic buying sehingga ada stok yang saat ini dikeluarkan dengan tidak sepenuhnya sesuai kebutuhan sehingga masyarakat memborong juga.
Bukan hanya minyak goreng saja, kata Budiono, kemarin pihaknya juga melihat ada kebutuhan-kebutuhan pokok yang menjelang puasa dan lebaran ini mengalami kenaikan.
“Kalau pemerintah segera mencermati langkah-langkahnya, baik operasi pasar dan segala macamnya, tentu ini tidak akan terjadi kenaikan harga. Tapi kembali lagi, untuk menghadapi ekonomi kita yang harus bangkit, regulasi pemerintah dengan kelonggaran-kelonggaran dan alternatifnya, tentunya dengan prokes ketat,” tutup Budiono.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment