by

Dua Wakil Ketua DPRD Balikpapan Hadiri Salat Gerhana Bulan di Rumdis Wali Kota

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Dua Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Budiono dan Subari menghadiri undangan salat Gerhana Bulan yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan di aula rumah dinas (Rumdis) Wali Kota Jalan Syarifuddin Yoes Balikpapan, Rabu (26/05/2021).

Salat Gerhana Bulan yang dihadiri langsung Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi ini berlangsung tertib, lancar dan khidmat dengan imam salat pimpinan Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari KM 19, 5 Balikpapan, KH. Jailani Mawardi serta penceramah atau khatib KH. Muhammad Muchlasin.

Sebelum salat Gerhana Bulan dimulai, dilaksanakan salat Magrib berjamaah. Kemudian, salat Gerhana Bulan dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah.

Wakil Ketua DPRD Balikpapan Subari mengatakan, peristiwa Gerhana Bulan hari ini adalah momentum langka yang ratusan tahun ke depan baru terulang lagi. Jadi, peristiwa ini adalah peristiwa penting bagi umat Islam untuk merenungkan diri akan kebesaran Allah SWT.

“Dalam ayat al-Qur’an disebutkan hanya ulil albaab (orang-orang yang berpikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya,” kata Subari saat ditemui Kabargupas.com usai kegiatan.

“Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan bulan menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat bulan berada pada fase sangat gelap dan kemudian secara perlahan, kembali pada wujudnya cemerlang. Seolah bulan “dimakan” sesuatu yang luar biasa,” imbuhnya.

Wakil Ketua DPRD Balikpapan Subari (3 dari kanan) saat mengikuti salat Gerhana Bulan Total yang digelar Pemkot Balikpapan di rumah dinas Wali Kota Balikpapan di aula rumah dinas Wali Kota Balikpapan, Rabu (26/05/2021)

Sementara itu, dari penjelasan perwakilan BMKG Balikpapan, Gerhana Bulan adalah fenomena yang terjadi di saat posisi Bumi, Bulan dan Matahari sejajar, di mana cahaya matahari yang sampai ke Bulan terhalang oleh bayangan Bumi. 

Lantaran hal tersebut, Bulan cenderung akan terlihat lebih redup atau bahkan gelap. Sementara itu, Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bulan masuk ke dalam umbra (kerucut inti dari bayangan Bumi). 

“Gerhana Bulan Total yang terjadi pada hari ini cukup berbeda dan disebut sebagai “Super Blood Moon”. Hal ini lantaran gerhana bulan yang terjadi bertepatan dengan Super Moon atau Bulan yang berada di posisi terdekatnya dengan Bumi atau disebut juga dengan posisi perigee,” katanya

Maka dari itu, tambah perwakilan BMKG, fenomena yang terjadi ini merupakan fenomena yang spesial. Warna merah seperti merah darah yang muncul dalam peristiwa Gerhana Bulan Total terlihat pada puncak peristiwa. Hal ini yang membedakan dengan Gerhana Bulan biasa ketika Bulan justru terlihat gelap. 

“Warna merah berasal dari atmosfer Bumi, di mana cahaya Matahari masih ada yang lolos hingga terpantul oleh Bulan,” ungkapnya.

Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed