by

Hadir di Masjid At Taqwa Balikpapan, Dua Habib Asal Jakarta Sampaikan Makna Isra Mi’raj

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1445 Hijrah digelar Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Masjid Agung At Taqwa Balikpapan di ruang utama masjid, Jumat (09/02/2024).

Menghadirkan penceramah asal Jakarta yakni Al Habib Ahmad bin Jindan dan Al Habib Muhammad Bagir bin Idrus Alaydrus, peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW berlangsung khidmat dan lancar.

Hadir dalam kegiatan ini Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkot Balikpapan Zulkifli mewakili Wali Kota Balikpapan yang juga Plt Ketua Pengurus Masjid Agung At Taqwa Balikpapan, pengurus Masjid Agung At Taqwa Balikpapan, serta ratusan jemaah Masjid Agung At Taqwa Balikpapan.

Asisten I Pemkot Balikpapan Zulkifli dalam sambutannya mengatakan, atas nama Pemkot Balikpapan, dirinya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dewan Kemakmuran Masjid Agung At Taqwa Balikpapan yang berkontribusi dalam pembinaan mental spiritual melalui kegiatan-kegiatan dakwah seperti malam ini.

“Inisiatif seperti ini merupakan wujud nyata kebersamaan dan kerukunan umat, sekaligus menumbuhkan kecintaan umat terhadap ketaqwaan,” kata Zulkifli.

Sementara itu, Al Habib Muhammad Bagir bin Idrus Alaydrus dan Al Habib Ahmad bin Jindan dalam tausiyahnya menyampaikan makna dari peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

“Isra Mi’raj merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW berupa perjalanan ke langit ketujuh yang terjadi dalam satu malam. Perjalanan ini ditandai sebagai tonggak penting dalam kalender Islam. Peristiwa Mi’raj ini yang nantinya memunculkan adanya perintah sholat wajib 5 waktu bagi umat Islam,” kata Al Habib Muhammad Bagir bin Idrus Alaydrus.

Habib Ahmad bin Jidan menambahkan, pelajaran pertama yang bisa diambil dari peristiwa Isra Mi’raj ini adalah bukti Allah SWT memberikan kemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah SWT kepada hambanya tercinta, yakni Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

“Saat bertemu Allah SWT di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk menjalankan ibadah salat sebanyak 50 waktu. Ketika turun di langit keenam, Nabi Muhammad SAW mendapat masukan dari Nabi Musa AS karena jumlah 50 waktu salat itu dianggap terlalu berat hingga akhirnya Allah SWT turunkan jadi 5 waktu,” tutup Habib Ahmad bin Jidan.

Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed