Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Belasan ribu dosis Vaksin Sinovac yang kini sudah diterima Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan dan siap suntikan kepada para tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan pada Jumat 29 Januari 2021 mendatang, mendapat sambutan positif dari anggota DPRD Balikpapan, Kalimantan Timur.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Sabaruddin Panrecalle mengatakan, rencana dilaksanakannya penyuntikan Vaksin Sinovac pada Jumat mendatang, dirasa sangat tepat meski saat ini yang menjadi prioritas adalah tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan serta sejumlah tokoh Kota Balikpapan.
“Rencana dilaksanakannya penyuntikan Vaksin Covid-19 kepada tenaga kesehatan dan sejumlah tokoh Balikpapan pada Jumat mendatang, saya pikir itu langkah yang baik. Dan keikutsertaannya pejabat tersebut sebagai contoh bagi masyarakat,” kata Sabaruddin Panrecalle saat ditemui Kabargupas.com, Selasa (26/01/2021).
Tapi, tambah Sabaruddin, saat ini banyak masyarakat yang masih tidak mau disuntik Vaksin Covid-19 karena adanya keraguan terhadap vaksin tersebut. Bahkan, ada masyarakat yang mau masuk ke Balikpapan harus mengikuti Rapid Test Antigen, tidak mau.
“Ini menandakan kurangnya edukasi, kurangnya informasi dan sosialisasi tentang Test Antigen maupun Vaksin Covid-19. Sehingga, ketika itu tidak disosialisasikan secara maksimal atau setengah-setengah, mungkin akan menimbulkan mudarat dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat,” tambahnya.
Terkait dukungan terhadap pelaksanaan penyuntikan Vaksin Sinovac, terang politisi Partai Gerindra Balikpapan ini, DPRD Balikpapan sangat mendukung. Apalagi, pelaksanaan penyuntikan Vaksin Sinovac tersebut merupakan perintah negara yang harus diikuti guna mencegah penyebaran Virus Corona di tanah air, khususnya di Kota Balikpapan.
“Kalau negara sudah menyampaikan begitu (mendukung), dewan juga harus ikut serta memberikan dukungannya. Tetapi, masyarakat juga perlu diberikan pemahamannya agar tidak ada keraguan terhadap vaksin tersebut,” harap Sabaruddin.
Apalagi, ungkap Sabaruddin, ada informasi beredar di masyarakat jika Vaksin Covid-19 tersebut ada tarifnya, seperti Vaksin Covid-19 dengan harga Rp200 ribu, ada Rp300 ribu hingga harga vaksin yang mencapai Rp 1 juta. Ini level mana yang nantinya diberikan kepada masyarakat.
“Apakah ada perbedaan kualitas dan kuantitas vaksin tersebut. Yang harga murah, tengah dan mahal itu apakah ada perbedaan kualitas dan kuantitasnya. Itu perlu dipertanyakan juga dan perlu juga disampaikan kepada publik ketika divaksin itu sama semua, seperti merek dagang dan lainnya berbeda, ini perlu sosialisasi dan edukasi,” imbuhnya.
Pada prinsipnya, terang Sabaruddin, andaikan dirinya bisa berpartisipasi dalam penyuntikan Vaksin Covid-19 ini, dirinya menawarkan diri untuk divaksin.
“Kalau saya siap saja jika divaksin. Cuma, karena ada riwayat komorbit (penyakit penyerta), tentu ada pertimbangan khusus. Tetapi jika sudah dinyatakan tidak lagi bermasalah, maka saya siap divaksin,” tutupnya.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment