Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Rencana pembentukan rumah sakit darurat akibat meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19, terus dimatangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Kalimantan Timur.
Terbukti dengan dilaksanakannya rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan instansi terkait yang dipimpin Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud di ruang rapat 1 Kantor Wali Kota Balikpapan, Sabtu (10/07/2021) sore tadi.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, terkait membentuk rumah sakit darurat saat ini sudah dipersiapkan. Artinya, rumah sakit darurat untuk melayani pasien COVID-19, tapi pihaknya tetap berharap rumah sakit darurat tersebut tidak digunakan.
“Antisipasi perlu kan. Mudah-mudahan, melalui teman-teman, DKK (Dinas Kesehatan Kota), akan mempersiapkan segala sesuatunya. Tapi, kita berharap tempat itu tidak digunakan,” kata Rahmad Mas’ud, saat ditemui wartawan di Pemkot Balikpapan.
“Rencana rumah sakit darurat sementara di Wisma Atlet itu. Alhamdulillah, rumah Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan sudah membuka BOR (Bed Occupancy Rate) baru, penambahan, begitu juga RSUD Beriman juga membuka. Ini hanya mengantisipasi saja,” tambah Rahmad.
Jadi, tambah orang nomor satu di Kota Minyak ini, rumah sakit darurat tidak perlu banyak-banyak. Cukup Wisma Atlet saja yang nantinya akan dipergunakan karena di Embarkasi Haji Batakan Balikpapan masih bisa dipergunakan.
“Mudah-mudahan dalam Minggu-Minggu ini turun, dan Wisma Atlet di Balikpapan Tennis Stadium bisa dipergunakan. Cuma kapasitasnya hanya 30 -an bed saja. Untuk mengantisipasi saja,” tukasnya.
Untuk anggaran, jelas Rahmad, akan menggunakan anggaran dari Pemkot Balikpapan. Dan karena darurat, anggaran tersebut akan menggunakan dana BTT (Belanja Tak Terduga).
Sementara itu, Kepala DKK Balikpapan dr. Andi Sri Juliarty mengungkapkan, rapat koordinasi yang digelar hari ini tentang upaya pembentukan rumah sakit darurat. Kemudian, rapat kedua yang harus ditindaklanjuti cepat itu pembentukan Satgas Oksigen.
“Ini memang amanah dari pusat, dibentuk strukturnya, dan di Provinsi juga dibentuk, di kota juga dibentuk. Tadi hadir direktur rumah sakit, distributor oksigen yang mensuplai di Balikpapan, Poltekkes Keperawatan dalam upaya mencari sumber daya manusia kesehatan pendukung,” kata Andi Juliarty.
Terkait lokasi rumah sakit darurat, Andi Juliarty yang akrab disapa dr. Dio ini menjelaskan, Embarkasi Haji Balikpapan masih jadi pilihan karena bisa menampung pasien sebanyak 300 orang. Wisma atlet semula dipilih, namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya Embarkasi Haji Balikpapan tetap menjadi pilihan.
“Bukan, itu tadi dalam pembahasan lebih cocok jadi tempat isolasi karena hanya ada 30 tempat tidur, di Embarkasi sampai 300 bed. Di Embarkasi pun gak semuanya jadi rumah sakit darurat, yang di belakang tetap jadi tempat isolasi mandiri,” pungkasnya.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment