Kabargupas.com, KUKAR – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field berhasil menambah produksi minyak dan gas bumi melalui penerapan inovasi roughing berupa intervensi tanpa rig untuk memantik sumur yang memiliki aliran alami (natural flow) sehingga sumur-sumur yang sebelumnya sudah berhenti berproduksi dapat mengalirkan migasnya kembali.
Pjs. General Manager Zona 9 Ade Diar Suhendar menjelaskan, komitmen perusahaan untuk terus menerapkan berbagai inovasi dan teknologi yang dapat mendukung perusahaan dalam mempertahankan tingkat recovery dan produksi lapangan-lapangan migas yang sudah mature.
“Penerapan inovasi roughing merupakan hasil sinergi dengan PT Pertamina (Persero) dan Subholding Upstream Pertamina untuk mendukung tingkat produksi migas yang dikontribusikan oleh Pertamina terhadap produksi migas nasional,” ujar Ade dalam rilisnya, Rabu (24/07/2024).
Menurut Ade, penerapan BioEcoFizz dan Pertanofa pada inovasi ini memiliki konsep yang sama, di mana keduanya mengubah air di dalam lubang sumur menjadi busa atau foam, sehingga mengurangi tinggi kolom air dalam sumur dan membuat tekanan hidrostatik berkurang.
“Ketika tekanan hidrostatik berkurang dan lebih rendah dari tekanan reservoir, sumur yang sebelumnya mati akan dapat mengalir kembali,” jelasnya.
Salah satu lokasi penerapan inovasi roughing adalah sumur NKL-1042 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang berhasil memberikan peningkatan produksi sebesar 838 bopd dan 1.027 mscfd. Sebelumnya, sumur ini mengalami tren penurunan produksi secara bertahap.
Namun, dengan bantuan inovasi BioEcoFizz, sumur tersebut dapat kembali mengalirkan migas. Secara bertahap, inovasi tersebut diterapkan di sejumlah sumur gas sehingga menghasilkan total produksi mencapai 149 mmscf hingga pertengahan tahun 2024.
Senior Manager PEP Sangasanga Field Sigid Setiawan menyatakan, Perusahaan akan terus mendukukung penerapan inovasi dan teknologi yang tepat guna membuka peluang–peluang lain yang memungkinkan perusahaan untuk memperpanjang usia sumur dan memelihara tingkat produksi migas,” ujar Sigid.
Selain inovasi roughing, menurut Sigid, pencapaian produksi PEP Sangasanga Field saat ini didukung oleh pemasangan mini gas compressor yang juga berperan sebagai Flare Recovery Unit di SP.
Instalasi ini memberikan kontribusi cukup besar bagi produksi gas Sangasanga Field dengan rata-rata 21 persen dari total penjualan gas, atau secara 281 MMSCF per Juli 2024. Peningkatan ini berkontribusi penting dalam rangka memenuhi Kontrak Bersama Jual Beli Gas dengan PLN Tanjung Batu.
Atas semua upaya dan inovasi yang dilakukan, PEP Sangasanga Field saat ini berhasil memproduksi 5.649 barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 6.237 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) yang berkontribusi penting bagi pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
Penulis: Wahyu Sugiarto
Sumber: Humas PHKT
Comment