Oleh: Herry Sunaryo
Pengurus Cabor Wushu Balikpapan.
Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Sesuai jadwal, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Balikpapan akan menggelar Rapat Kerja (Raker) di Hotel Platinum Jalan Soekarno Hatta Km 5 Balikpapan, Sabtu (26/03/2022) besok.
Dalam Raker KONI Balikpapan nanti, salah satu yang bakal dibahas adalah persiapan pemilihan Ketua KONI baru periode 2022-2026.
“Kalau kita sedikit flashback mengevaluasi masa kepemimpinan Ketua KONI Balikpapan, Bapak Sirojudin, yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya, banyak hal yang harus menjadi catatan penting buat insan olahraga di Balikpapan,” kata Herry Sunaryo.
Perjalanan Sirojudin sebagai Ketua KONI Balikpapan, menurut Herry, demikian dia biasa disapa, tidak mampu menjaga performa KONI sebagai organisasi induk olahraga. Dia kurang gesit didalam membuat berbagai terobosan untuk memajukan insan olahraga di Balikpapan.
“Misalnya, pembinaan olahraga di Balikpapan belum terarah secara baik serta terbatasnya sarana dan prasarana olahraga. Hal lain yang sering dikeluhkan para atlet dan pelatih, seperti kurangnya peralatan latihan di lapangan dan juga peralatan tanding atlet,” ungkap Herry.
Hal lainnya, tambah Herry, kurangnya perhatian terhadap profesi dan masa depan atlet, kemudian persoalan lain berupa bonus tanding. Saat pengurus cabor (cabang olahraga) hendak mengikuti berbagai pertemuan yakni agenda kerja di luar daerah atau atlet hendak mengikuti berbagai open turnamen dalam meningkatkan kualitas pelatih dan atlet atau membuat even turnamen, sangat terasa minimnya dukungan KONI.
“Kurang gesitnya KONI dalam membuat terobosan tentu berkaitan erat dengan ketersediaan anggaran, kita lihat anggaran KONI selama kepemimpinan Sirojudin, tahun 2018 anggaran KONI Balikpapan sebesar Rp5 miliar, pada 2019 sebesar Rp5 miliar, 2020 sebesar Rp1,5 miliar dan 2021 sebesar Rp2,5 miliar,” jelasnya.
Padahal, anggaran KONI Balikpapan saat kepemimpinan sebelum Sirojudin, periode ke II, anggaran KONI tahun 2014 sebesar Rp6,5 miliar, 2015 sebesar Rp18 miliar, 2016 sebesar Rp15 miliar dan 2017 juga miliaran rupiah.
“Perubahan terobosan besar masyarakat olahraga sangat terasa pada masa sebelum Sirojudin, misalnya pembenahan infrastruktur sarana olahraga, rutinnya atlet mengikuti even lokal, nasional hingga internasional,” kata Herry.
Kemudian, pengurus cabor rutin melakukan berbagai even di Balikpapan, baik seleksi lokal, provinsi maupun nasional, pembangunan sarana prasarana alat tanding dan latihan atlet, bonus atau kesejahteraan atlet, semua terpenuhi semasa periode itu. Karena, pada masa itu pengurus KONI mampu berkomunikasi dengan baik kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan serta semua stakeholdernya.
Sayangnya, performa KONI Balikpapan yang sudah bagus saat itu, tidak dapat dipertahankan oleh Sirojudin memimpin KONI Balikpapan.
“Coba kita cermati anggaran tahun 2020 & 2021, anggaran KONI selama dua tahun itu dirasakan sangat kurang oleh cabor, baik atlet maupun pelatih. Penggunaannya juga sumir, pembinaan dan berbagai kegiatan sangat minim, terlebih dalam kondisi pandemi COVID-19,” tukas Herry yang juga Ketua Forum Masyarakat untuk Transparansi (Format) ini.
Mungkin, lanjut Herry, hal-hal sumir ini yang menjadi catatan atau penilaian Pemkot Balikpapan sehingga tidak menggelontorkan anggaran bantuan olahraga sebagaimana yang diinginkan pengurus KONI Balikpapan.
“Ke depan, diharapkan kepengurusan KONI yang baru nantinya harus mampu membuat perubahan, salah satunya dengan membangun komunikasi yang baik dengan Pemkot Balikpapan sehingga KONI bisa mendapat arahan dan bimbingan dalam menjalankan kegiatannya sebagai induk olahraga,” imbuhnya.
“Harapannya, dengan komunikasi yang baik, KONI bisa mendapat kepercayaan pemerintah kota untuk mendapat bantuan anggaran olahraga yang layak dan pantas, terlebih dalam waktu dekat kita akan menghadapi Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) di Berau,” tutup Herry. (*)
Comment