Kabargupas.com, BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kembali memperoleh peringkat tertinggi idAAA(sf) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk instrumen pembiayaan proyek terstruktur.
Peringkat ini berlaku mulai 1 September 2025 hingga 1 September 2026 dan menegaskan tingkat kepercayaan tinggi terhadap kekuatan finansial serta prospek proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Pefindo dalam laporannya menyatakan bahwa peringkat idAAA(sf) mencerminkan kemampuan superior KPB dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjang.
Direktur Keuangan dan Penunjang Bisnis PT KPB, Nailul Achmar, menganggap peringkat tertinggi dari Pefindo merupakan bukti kepercayaan pasar terhadap strategi keuangan perusahaan.
“Capaian ini menunjukkan pengelolaan keuangan dan strategi pembiayaan KPB dinilai kredibel oleh lembaga independen. Dengan peringkat ini, kami semakin percaya diri menjaga kelancaran proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe sekaligus memastikan kebermanfaatannya bagi masyarakat dan ketahanan energi nasional,” tuturnya.
Faktor utama yang mendukung peringkat tertinggi ini adalah dukungan sponsor yang sangat kuat dari PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), struktur proyek yang kokoh, serta prospek permintaan produk kilang yang stabil.
Meskipun demikian, peringkat tersebut masih memiliki keterbatasan, terutama karena tingginya ketergantungan pada penyelesaian proyek serta tingkat leverage keuangan yang cukup besar.
“Peringkat dapat diturunkan jika tidak ada dukungan induk langsung dari PT Pertamina (Persero) dalam menjaga pembayaran utang KPBA (PT Kilang Pertamina Balikpapan-red) , yang mengindikasikan rendahnya dukungan,” tulis Pefindo dalam laporannya.
RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari semula 260 ribu barel per hari (kbpd) menjadi 360 kbpd, meningkatkan kualitas produk dari standar EURO II menjadi EURO V yang lebih ramah lingkungan, serta meningkatkan kompleksitas kilang guna mendorong efisiensi operasional dan memperluas jangkauan produk.
Selain itu, proyek ini memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah dan nasional melalui penyerapan tenaga kerja lokal, peluang bagi industri pendukung, serta peningkatan rantai pasok dalam negeri.
Hingga Agustus 2025, pembangunan RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe telah mencapai lebih dari 96% dan kini memasuki fase krusial menuju tahap uji coba peralatan (commissioning) dan awal pengoperasian kilang (start-up).
Sementara itu, VP Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menilai pengakuan dari lembaga pemeringkat independen ini dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap komitmen PT KPB.
“Peringkat ini mencerminkan bukan hanya kekuatan finansial, tetapi juga kepercayaan terhadap komitmen KPB dalam menjaga tata kelola, kepatuhan lingkungan, dan keselamatan kerja. Kami ingin memastikan manfaat RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe benar-benar dirasakan masyarakat luas sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” ungkapnya.
Dengan Peringkat idAAA(sf) yang disematkan PEFINDO memperkuat posisi PT KPB sebagai salah satu entitas kunci dalam mendukung PSN di sektor energi. Dukungan kuat dari Pertamina, pengelolaan keuangan yang kredibel, serta komitmen terhadap tata kelola dan keberlanjutan menjadi faktor penentu pencapaian ini.
Wahyu | Ist
Comment