Kabargupas.com, SAMARINDA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan perhatian terhadap peristiwa kebakaran yang melanda BIGMall Samarinda belum lama ini hingga memunculkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Sigit Wibowo mengatakan, peristiwa tersebut bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga menjadi alarm bagi lemahnya pengawasan terhadap keselamatan bangunan.
Menurut Sigit, BIGMall memiliki peran vital sebagai pusat perbelanjaan utama di Samarinda. Banyak masyarakat dari berbagai daerah datang untuk berbelanja maupun beraktivitas di tempat tersebut.
“Ketika BIGMall terbakar, bukan hanya gedungnya yang terdampak, tapi juga roda ekonomi daerah. Aktivitas masyarakat ikut terganggu,” kata Sigit Wibowo, kepada wartawan di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Jumat (13/06/2025).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebut bahwa pusat perbelanjaan ini telah menjadi tujuan utama warga, menggantikan peran mal lain seperti Lembuswana dan Samarinda Central Plaza (SCP) yang saat ini dinilai mulai sepi pengunjung.
Meskipun terjadi peningkatan aktivitas di mal lain setelah kejadian, Sigit menegaskan bahwa hal itu tidak bisa dimaknai sebagai hal yang sepenuhnya positif.
“Ada pergeseran, tapi kerugian tetap besar. Ini bukan soal untung-rugi antarmal, tapi tentang bagaimana kita menjamin keselamatan dan kelangsungan ekonomi daerah,” tegasnya.
Dalam pandangannya, kebakaran BIGMall harus dijadikan momentum untuk mengevaluasi total sistem perizinan, pengawasan teknis, dan tanggung jawab manajemen gedung.
Ia menilai, selain pihak manajemen, pemerintah kota sebagai penerbit izin bangunan juga harus melakukan introspeksi. “Manajemen wajib memastikan sistem keamanan gedung berfungsi, tapi pemerintah pun tak bisa lepas tangan. Ini tanggung jawab bersama,” katanya.
Sigit juga mendesak agar evaluasi tidak berhenti pada satu kasus, melainkan menyeluruh terhadap seluruh bangunan publik yang menampung banyak orang.
“Jangan tunggu insiden serupa baru bereaksi. Semua gedung yang ramai dikunjungi harus ditinjau ulang, ini menyangkut nyawa warga,” ujarnya.
Ia pun menutup dengan seruan agar ada kolaborasi lebih kuat antara pemerintah kota dan provinsi dalam pengawasan bangunan, tanpa saling menyalahkan.
“Keselamatan publik tidak bisa dikompromikan. Mari saling dukung, bukan saling lempar tanggung jawab,” pungkasnya. (Adv)
Comment