Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan, Mimi Meriami BR Pane terus berjuang dan bersuara agar lahan eks Puskib di Jalan Ahmad Yani Balikpapan bisa dihibahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
“Tentunya ini juga perlu dorongan dan usaha dari Pemkot Balikpapan, serta terus berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim, mengingat lahan Puskib tersebut sudah lama mangkrak,” kata Mimi saat ditemui media ini usai menghadiri suatu acara di Balikpapan, belum lama ini.
“Baik kami dari DPRD Provinsi Kaltim terus memperjuangkan, terus bersuara agar lahan itu bisa dihibahkan ke Pemerintah Kota Balikpapan,” tandasnya.
Pihaknya mengakui, lanjut Mimi, jika status lahan eks Puskib tersebut masih dikelola oleh pihak ketiga. Artinya dari Pemerintah Provinsi bekerja sama dengan pihak ketiga. Mimi menjelaskan, Pemerintah Provinsi melalui Perusda bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Nah itu yang masih ada perjanjiannya. Tapi kan kalau sudah puluhan tahun mangkrak ini harus ada solusinya. Nah itu yang kita kejar terus,” tukasnya.
Menurut politisi PPP ini, persoalan lahan Puskib yang mangkrak ini harus ada solusinya. Usulan agar lahan Puskib tersebut bisa dihibahkan ke Pemkot Balikpapan juga sudah sering kali ia lakukan.
“Kontraknya memang antara Pemerintah Provinsi dengan pihak ketiga itu memang 25 tahun. Masa kita harus menunggu 25 tahun. Saya sudah bilang begitu. Kita tunggu saja,” kata Mimi.
Agar tak mangkrak dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat, Mimi menyarankan, Pemkot Balikpapan dan Pemprov Kaltim berserta Perusda Kaltim bisa duduk bersama untuk membicarakan persoalan tersebut guna mencari kesepakatan bersama.
“Karena sudah ada ikatan kontrak, tentunya kontrak ini perlu diapain dulu kan. Secara legal harus clear dulu. Yang penting, Pemkot Balikpapan harus lebih aktif melakukan komunikasi dengan Pemprov Kaltim agar lahan Puskib tersebut bisa bermanfaat atau dihibahkan ke Pemkot Balikpapan,” tutup Mimi.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment