Kabargupas.com, JAKARTA – Guna meningkatkan dukungan pekerja migas di lingkungan Subholding Upstream Pertamina terhadap upaya pemulihan habitat Bekantan, PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field memaparkan keberhasilan Program CSR Ekowisata Sungai Hitam Lestari (SHL) dalam Forum Komet (Knowledge Management) Webinar yang difasilitasi oleh Direktorat SDM PT Pertamina Hulu Energi (PHE), belum lama ini.
Dalam forum ini, PEP Sangasanga Field menghadirkan dua narasumber, yakni Senior Manager Sigid Setiawan dan Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah.
Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari (SHL) merupakan salah satu program CSR unggulan di bidang lingkungan yang berfokus pada konservasi Bekantan melalui upaya pemulihan dan revitalisasi habitatnya di wilayah Samboja, Kalimantan Timur.
Di tahun 2023 lalu, program ini berhasil menghantarkan PEP Sangasanga Field menerima penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Sigid menjelaskan, Program SHL menjalankan kegiatan konservasi Bekantan, ekowisata, dan pengembangan UMKM sekaligus.
“Langkah pemulihan atau revitalisasi habitat Bekantan ini dapat menjaga keberadaan populasi satwa endemik Pulau Kalimantan itu untuk dapat terus hidup dan berkembang biak. Artinya jumlah populasi Bekantan diharapkan akan meningkat,” jelas Sigid dalam rilisnya, Selasa (30/07/2024).
Saat ini populasi Bekantan di wilayah Samboja, khususnya Sungai Hitam, diperkirakan mencapai sekitar 400 ekor, jauh lebih banyak dibandingkan pencatatan pada tahun 2013 silam yang diperkirakan hanya sekitar 188 ekor.
“Untuk pemulihan habitan Bekantan, sejak pelaksanaan program SHL ini di tahun 2019 PEP Sangasanga telah menanam 2.500 bibit mangrove yang merupakan bahan makanan Bekantan,” ujarnya.
Keberadaan hutan mangrove saat ini dengan luasan 120 hektar yang terus dipulihkan kondisinya di kawasan ini tercatat dapat menyerap emisi karbon hingga 175,34 ton CO2eq/tahun.
Menurut Sigid, program ini mendukung banyak kegiatan produktif dan bernilai ekonomi, seperti pengadaan susur sungai untuk aktivitas wisata, pelatihan tour guide, edukasi ekowisata bagi anak-anak sekolah, hingga pembuatan produk turunan dari nipah dan daun mangrove.
Selain itu, kolaborasi perusahaan dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat diyakini Sigid menjadi pendukung keberhasilan pelaksanaan dan rencana pengembangan program ini.
“Kita berharap kemandirian program bisa dicapai pada 2028. Untuk itu pada tahun 2024 ini saja, PEP Sangasanga Field meresmikan beberapa fasilitas penunjang dalam program SHL ini, seperti pojok belajar, pujasera, tempat parkir, dan toilet yang bertujuan mendukung pengembangan ekowisata agar menarik lebih banyak pengunjung,” imbuhnya.
Sementara itu, Elis Fauziyah menyampaikan bahwa Program SHL ini merespon dua masalah sekaligus, yaitu isu perekonomian masyarakat dan semakin minimnya habitat Bekantan di wilayah ini.
“PEP Sangasanga Field berkomitmen menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan atau CSR yang mendukung pengembangan dan kemandirian masyarakat selaras dengan pencapaian Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” ujar Elis.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment