Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Innailaihi wainnailaihi raji’un. Seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bernama Ambiya (40) meninggal dunia setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (27/02/2024).
Penyebab korban meninggal dunia diduga karena penyakit jantung yang dideritanya. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Balikpapan dr. Andi Sri Juliarti usai menghadiri pelepasan jenazah di rumah duka sebelum dibawa ke pemakaman.
“Almarhum ada riwayat hipertensi. Itu sejak dari Puskesmas sudah ada datanya. Waktu screening juga ada data hipertensi. Sudah diterapi. Kemudian masuk rumah sakit juga sudah diberi penanganan mulai di UGD, sampai di ICU,” kata Andi Sri Juliarti.
Wafatnya anggota KPPS TPS 31 Kelurahan Batu Ampar ini mendapat perhatian dari Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud. Bersama rombongan yang terdiri Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha, Asisten I Balikpapan, Kadinkes Balikpapan, Camat Balikpapan Utara, Lurah Batu Ampar, serta pejabat Pemkot Balikpapan, Rahmad Mas’ud mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa serta menyerahkan dana santunan.
“Semoga Almarhum diterima di sisi Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya dan bagi keluarga yang ditinggalkan tentunya diberikan kesabaran dan kekuatan,” kata Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.
“Saya atas nama Walikota, mewakili seluruh jajaran di Pemkot Balikpapan turut berduka karena ini yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ujar Rahmad Mas’ud, ikhtiar sudah dilakukan, memberikan pemeriksaan kesehatan kepada peserta KPPS, kemudian juga memberikan jaminan asuransi.
“Nah ini Allah SWT berkehendak. Itulah takdir. Pemberian santunan ini bentuk kepedulian dan penyampaian turut dukacita. Jaga kesehatan kita semua,” pesan orang nomor satu di Kota Minyak ini.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan, Noor Thoha menjelaskan, dua hari pasca pelaksanaan pemungutan penghitungan suara itu, kemudian jatuh sakit dan langsung dibawa ke rumah sakit.
“Di rumah sakit itu menunjukan gejala membaik dan keluarga minta untuk dibawa pulang. Setelah di rumah sesak nafas dan kembali ke rumah sakit, akhirnya kejadian seperti ini,” kata Noor Thoha.
KPU Balikpapan, menurut Noor Thoha, tentunya sangat kehilangan. KPU sangat berharap Pemilu kali ini tidak ada korban dengan berdoa siang malam. Tapi takdir berkehendak lain, akhirnya jatuh korban seperti ini.
“Tadi sudah disampaikan asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan. Di KPU sendiri itu ada alokasi anggaran untuk santunan, lagi sedang proses. Semoga prosesnya cepat, segera kita sampaikan kepada keluarga. Kalau tidak salah nilainya Rp 36 juta,” tutup Noor Thoha.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment