by

PHENC Siapkan Revisi POD 1 Lapangan Badik dan West Badik

Kabargupas.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) tengah menyiapkan revisi rencana pengembangan (POD) 1 untuk Lapangan Badik dan West Badik yang berlokasi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Berdasarkan rencana tersebut, kegiatan pengeboran diharapkan dapat dimulai pada awal 2027 sehingga produksi gas kedua lapangan dapat diperoleh (onstream) pada kuartal keempat 2027.

Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani mengatakan, Pertamina terus berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi (pengembangan) lapangan-lapangan migas guna mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia di 2030.

”Kami terus melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang kami kelola,” ujar Handri, dalam rilisnya yang diterima media ini, Kamis (21/03/2024).

PHENC, terang Handri, beroperasi di bawah koordinasi PHI-Regional 3 Kalimantan.

Pengembangan Lapangan Badik dan West Badik merupakan bagian dari rencana kerja PHENC dalam mengoptimalkan produksi di Wilayah Kerja (WK) Blok Nunukan. Hasil revisi POD 1 akan diajukan ke SKK Migas untuk mendapatkan persetujuan.

Selain kedua lapangan di atas, WK Nunukan masih memiliki potensi lain, di antaranya Lapangan Parang yang diperkirakan memiliki sumber daya sebesar 91 Billion Cubic Feet (BCF) berdasarkan perhitungan hasil pengeboran tiga sumur eksplorasi, yakni Parang 1 (tahun 2016-2017), Parang 2 dan Parang 3 (2020-2021).

Perkiraan tersebut sudah dicatatkan dalam pelaporan sumber daya minyak dan gas bumi berdasarkan status per 1 Januari 2024.

Handri mengharapkan dukungan para pemangku kepentingan di sekitar wilayah operasi WK Nunukan agar rencana pengembangan Lapangan Badik dan West Badik berjalan lancar.

”Kami meyakini bahwa keberlangsungan investasi migas Perusahaan akan memberikan dampak berganda bagi pengembangan ekonomi, lapangan kerja, pertumbuhan bisnis lokal, pendapatan pemerintah, dan peningkatan kemandirian masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, keberlanjutan operasi dan bisnis Perusahaan sangat penting dalam mendukung kebijakan transisi energi Pertamina serta pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030.

”Kami menerapkan inovasi dan teknologi untuk dapat meningkatkan recovery rate sumur-sumur migas onshore dan offshore di wilayah Kalimantan,” tutupnya.

Penulis: Wahyu Sugiarto
Sumber: Humas PHKT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed