Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Sebanyak 500 lebih personel Bhabinkamtibmas Polda Kalimantan Timur (Kaltim) akan dikerahkan, termasuk tenaga kesehatan dari Polri sebagai tenaga Vaksinator dan Tracer Covid-19.
Namun, sebelum ditetapkan sebagai tenaga Vaksinator dan Tracer Covid-19, mereka telah mengikuti training dan diberi pemahaman tentang penanganan pasien Covid-19. Tapi sebenarnya mereka adalah tenaga kesehatan yang sudah biasa melakukan penyuntikan.
“Kita melakukan apel kesiapan bagi vaksinator dari Polri dan Bhabinkamtibmas sebagai tenaga untuk diperbantukan sebagai tenaga tracing atau tracer,” kata Kapolda Kaltim Drs. Herry Rudolf Nahak, M.S.i, usai memimpin Apel Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer Covid-19 di lapangan Sekolah Polisi Negara (SPN) Jalan Jenderal Sudirman Balikpapan, Kamis (11/02/2021).
Dia menambahkan, kesiapan ini dimaksud untuk mendukung tenaga vaksinator yang sudah disiapkan pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan. Kemudian yang tracer, juga untuk mendukung program yang dibuat pemerintah yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
“PPKM Mikro itu akan menuju ke RT-RW yakni menjadi basis penguatan. Kalau di sana ditemukan ada yang positif Covid-19, maka Satgas atau Posko yang ada di RT-RW itu lah yang akan bertugas, salah satu kekuatan yang ada disitu adalah Bhabinkamtibmas, nanti mungkin juga didukung oleh Babinsa, aparat desa, dan sebagainya untuk bersama-sama melakukan tracing apabila ditemukan ada warga yang positif,” tukasnya.
Menurut Kapolda, tracer ini perlu dilakukan untuk melokalisir terjadinya penyebaran Covid-19, khususnya di tingkat lingkungan RT-RW maupun lainnya.
Lebih lanjut, jelas jenderal bintang dua di pundak ini, dirinya mengetahui bahwa semua sudah menjalankan tugas dengan baik, terutama para tenaga kesehatan yang sudah setahun ini berjibaku dengan Covid-19, terutama ketika harus menangani pasien-pasien yang positif Covid-19, baik itu dari kelompok masyarakat maupun anggota Polri dan ASN Polri.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua Bhabinkamtibmas yang selama ini diberikan banyak sekali tugas, sangat banyak tugas yang dibebankan kepada Bhabinkamtibmas, mulai dari melakukan sosialisasi tentang Covid-19, dan menyiapkan kampung tangguh,” kata Kapolda.
Kapolda menambahkan, diketahui bahwa 1 tahun ini masyarakat sudah menghadapi Covid-19. Dirinya ingat ketika bulan Februari 2020 lalu, dirinya termasuk bersama-sama Kapolri dan Panglima TNI menerima warga negara Indonesia yang datang dari Wuhan, China pertama kali.
“Karena saat itu Wuhan yang paling duluan terdampak Covid-19 di Natuna itu sekitar bulan Februari. Saat ini sudah ada di bulan Februari, artinya memang benar sudah 1 tahun ini masyarakat berhadapan dengan Covid-19,” ujarnya.
Dia menambahkan, hingga saat ini Provinsi Kaltim, khusus untuk kasus terkonfirmasi positif itu nomor 6 nasional. Artinya bahwa terkonfirmasi positif di Kaltim ini angkanya cukup signifikan. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tentu saja Ini harus membuat kita semua prihatin.
Polda Metro Jaya misalnya atau wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, memang angkanya tinggi, tapi jumlah penduduk di sana juga tinggi.
Sebagai contoh, misalnya Jawa Timur itu jumlah penduduknya di atas 30 juta, Jawa Barat juga demikian. Jadi kalau terkonfirmasi positifnya banyak di sana itu karena jumlah penduduknya banyak. Tapi Kaltim jumlah penduduknya tidak sampai 4 juta jiwa, tapi nomor 6 nasional.
“Artinya cukup banyak warga Kalimantan Timur yang terpapar Covid-19, sengaja saya sampaikan ini kepada kita semua, supaya kita semua semakin hati-hati dan waspada. Tidak hanya pada para vaksinator dan para tracker sini, tapi kita semua, anggota Polri, ASN Polda Kalimantan Timur, kita semua harus waspada. Angkanya di Polda ini juga sudah cukup tinggi lebih dari 100 yang sudah terkonfirmasi positif, dan yang meninggal itu ada lebih dari 10 orang, baik keluarga maupun anggota,” tukasnya.
Pemerintah, terang Kapolda, kemudian membuat kebijakan yang luar biasa yaitu dengan akan memberikan vaksinasi kepada semua masyarakat Indonesia. Targetnya itu adalah 363 juta. Kalau jumlah penduduk Indonesia 267 juta, ada sebagian yang tidak bisa divaksinasi karena berbagai alasan. Misalnya karena umur, punya penyakit tertentu atau mereka sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19.
“Diperkirakan vaksinasi ini akan berlangsung selama kurang lebih 10 bulan, atau sekitar 300 hari. Diharapkan seluruh masyarakat Indonesia sudah tervaksinasi sehingga muncul yang namanya kekebalan imunitas kekebalan imunitas, kekebalan yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dalam satu komunitas itu semuanya sudah kuat atau mampu tubuhnya menghadapi Covid-19,” pungkasnya.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment