Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Seorang warga RT 30 Jalan Terlindung Baru, Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara bernama H. ML. Hisnu mengamuk kepada pemilik usaha air WTP di kawasan tersebut, Senin (06/06/2022).
Mengamuknya Hisnu bukan tanpa alasan. Dia emosi karena menjadi korban semburan air kotor yang diduga sengaja dibuang pemiliknya ke udara ketika melakukan perawatan pompa air WTP (Water Treatment Plant) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), yang menjadi usahanya.
Tidak hanya Hisnu, warga yang melintas di kawasan tersebut juga jadi korban dari semburan air kotor berwarna kuning bercampur lumpur setinggi 6 meter itu. Warga yang mengeluhkan aktivitas tersebut rata-rata adalah pengendara sepeda motor. Namun, mereka tak berani melakukan protes atau pun memberikan teguran.
Nah, ketika Hisnu yang melintas dan menjadi korban semburan air bercampur lumpur itu, dia langsung protes dan memberikan teguran. Apalagi, saat kejadian Hisnu menggunakan kemeja berwarna putih, dan seketika kemeja yang dikenakan terlihat bercak-bercak kekuningan. Protes tidak mendapat tanggapan dari pemilik WTP, Hisnu emosi hingga terjadi keributan mulut di pinggir jalan. Beruntung tidak terjadi baku pukul antara keduanya, karena sejumlah warga langsung melerai.
“Saya warga sini. Saya protes. Kenapa kamu buang air yang kotor itu ke atas. Ini kan jalan umum, airnya kena baju saya. Kena semua warga yang lewat di jalan ini,” kata Hisnu, emosi.
Dalam protesnya, Hisnu juga minta aktivitas perbaikan dihentikan, karena semburan air bercampur lumpur itu mengenai warga yang melintas. Bahkan, dia juga mempertanyakan izin usaha yang dimiliki oleh pemilik WTP.
“Kalau kamu tidak hentikan aktivitas ini saya akan laporkan ke Kelurahan. Saya warga warga sini, saya kena semburan airnya. Baju saya kotor ini,” tambah Hisnu.
Merasa tak ditanggapi oleh pemilik usaha WTP Telindung, Hisnu akhirnya pergi meninggalkan lokasi kejadian dan melaporkan peristiwa tersebut ke aparat Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Dari penelusuran media ini, sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian sering mengeluhkan aktivitas yang dilakukan oleh pemilik usaha WTP Telindung tersebut. Mereka menilai, setiap kali melakukan aktivitas yang berdampak kepada masyarakat, kurang bersosialisasi dengan warga sekitar.
“Susah orangnya mas. Kalau mengerjakan sesuatu di lokasi itu ya semau-maunya. Gak pernah mau berkonsultasi dengan warga sekitar. Sering sih begini, dan baru kali ini aja kena batunya. Ada yang berani protes,” kata Budi.
Sementara itu, pemilik usaha WTP Telindung, Darmawan saat ditemui wartawan Kabargupas.com mengatakan, pihaknya mengakui ada kesalahan teknis pada pompa WTP hingga terjadi semburan air ke udara saat melakukan perawatan pompa. Seharusnya, semburan air tidak dibuang ke atas, namun disalurkan ke parit melalui selang.
“Kami dari WTP mohon maaf kalau mengganggu warga atau yang lewat. atas peristiwa yang terjadi tadi. Tapi, teguran yang tadi memberikan nilai positif bagi kami. Ke depannya, insyaallah mungkin bisa terkendali,” kata Darmawan.
Darmawan berdalih, kejadian tadi spontan, dan tidak menginginkan peristiwa ini terjadi seperti itu. Kebetulan, saat melakukan perawatan angin bertiup kencang hingga kejadian tersebut tidak bisa dihindari.
“Kejadian tadi memang spontan. Sebenarnya kita tidak menginginkan kejadian seperti itu. Cuma kebetulan angin tadi, ya kita tidak bisa hindari. Begitu ada teguran dari warga, kami langsung cepat antisipasi. Tadi kita langsung ambil elbow, makanya air itu sudah tidak tertiup,” tutupnya.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment