by

Senin PTM Terbatas Dilaksanakan, Muhaimin: Satu Kelas Hanya Boleh Diisi 50 Persen

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Menjelang dilaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pasca Balikpapan ditetapkan sebagai daerah yang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat(PPKM) nya turun level 2, berbagai persiapan sudah dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin mengatakan, menjelang dilaksanakannya PTM di masa PPKM Level 2, Disdikbud Balikpapan sudah melakukan berbagai persiapan. Untuk persiapan jelang PTM, pihaknya sudah melaksanakan zoom meeting dengan seluruh kepala sekolah di Balikpapan.

“Kemarin kami sudah laksanakan zoom meeting dengan kepala sekolah SD, kemudian SMP Negeri dan Swasta, dilanjutkan dengan seluruh pengelola PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jadi intinya, Insyaallah hari Senin kami akan melaksanakan PTM terbatas dengan rambu-rambu sebagai berikut, maksimal dalam satu kelas itu hanya boleh diisi 50 persen,” kata Muhaimin ditemui wartawan di Kantor Wali Kota Balikpapan, Jumat (08/10/2021).

Yang kedua, tambah Muhaimin, durasi waktunya untuk SMP dan sederajat itu maksimum 3 jam dalam satu pertemuan. Kemudian yang SD 2 jam, yang PAUD 1 jam.

Orang nomor satu di jajaran Dinas Pendidikan ini menambahkan, ketiga dalam satu minggu selama masa transisi ini hanya boleh melaksanakan PTM terbatas selama seminggu itu dua kali.

“Jadi, kalau misalnya SD itu ada kelas 1 sampai kelas 6, Senin-Selasa kelas 1-2, Rabu Kamis kelas 3-4, kemudian Jumat-Sabtu kelas 5 dan kelas 6. Itu berarti, kalau kelas 1-2 masuk, kelas 3, 4, 5 dan 6 nya daring. Begitu juga dengan yang SMP gantian mereka,” ungkap Muhaimin.

Kemudian, dalam melaksanakan PTM tetap menerapkan standar protokol kesehatan di sekolah. Jadi sekolah harus menyiapkan 6 daftar periksa sesuai dengan keputusan bersama 4 Menteri untuk panduan belajar. Ada hand sanitizer, termogun, tempat cuci tangan, dan ada toilet yang bersih.

“Oleh sebab itu, sekarang kita minta Jumat, Sabtu dan Minggu ini, sekolah-sekolah melaksanakan kerja bakti untuk mengecek kembali, apakah wastafelnya bagus, termogun-nya masih hidup, hand sanitizer tersedia atau tidak,” jelasnya.

Selanjutnya, dalam pelaksanaan PTM juga harus tetap ada persetujuan orang tua. Mereka yang ingin ikut tatap muka, harus ada persetujuan orang tua. Kalau misalnya tidak tatap muka, mereka tetap diberi hak untuk belajar secara daring.

“Khusus untuk SD, mereka diminta untuk diantar dan dijemput. Jadi durasi waktunya hanya boleh maksimum selesai jam 12.00 WITA. Dimulai jam 07.30 sampai 12.00 WITA,” kata Muhaimin.

Muhaimin menambahkan, yang muridnya banyak nanti bisa double shift, tapi yang muridnya sedikit hanya satu kali shift saja. Khusus PAUD, dalam satu ruangan hanya boleh diisi oleh 5 peserta didik dan tidak boleh lebih dari 5 peserta didik. Dia hanya boleh 33 persen, tapi kalau SD dan SMP boleh 50 persen.

“Karena sifatnya ini masih transisi, kita persilakan orang tua memilih apakah mau belajar daring atau belajar tatap muka. Kalau dia memilih belajar tatap muka, maka tolong untuk dipersiapkan kelengkapan peserta didiknya, harus membawa masker cadangan, hand sanitizer, dan membawa makanan dari rumah. Kemudian bersedia mengantar dan menjemput. Yang lebih penting adalah membuat surat pernyataan,” jelasnya.

“Seperti kata Pak Wali, mudah-mudahan tidak ada accident apa-apa. Tapi kalau toh misalnya ada yang terkonfirmasi, pembelajaran tatap muka sementara dihentikan,” tutupnya.

Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed