Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Kasus serangan nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) di Balikpapan, akhir-akhir ini tampaknya semakin parah. Terbukti dengan banyaknya warga yang terserang penyakit DBD ini hingga sejumlah rumah sakit kebanjiran pasien yang ingin mendapatkan perawatan, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Akibat penyakit DBD ini, para orang tua juga dibuat panik karena anak-anak mereka terinfeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus tersebut. Pasalnya, jika pasien DBD terlambat mendapatkan perawatan, nyawanya bakal tidak tertolong.
“Alhamdulillah, setelah mendapat perawatan selama 8 hari di Rumah Sakit (RS) Restu Ibu Balikpapan, anak saya selamat dan sembuh. Padahal, anak saya sempat mengalami kritis. Bilang dokternya, DBD yang menyerang anak saya DBD kategori berat,” kata Eka, orang tua salah satu pasien DBD yang dirawat di RS Restu Ibu Balikpapan, belum lama ini.
Menurut Eka, awalnya penyakit yang diderita Anindita, putrinya semata wayangnya, hanya demam yang tak tentu, kadang demam tinggi, kadang demamnya turun. Namun, seiring waktu kondisi suhu badan anaknya makin parah hingga mencapai 40,1 derajat Celcius, yang disertai perut sakit, sakit kepala serta lainnya.
“Sudah saya bawa ke salah satu klinik di kawasan Muara Rapak pada dini hari karena suhu badan anak saya tinggi, pusing dan perutnya sakit. Sayangnya, hingga sore hari kondisinya tidak berubah. Akhirnya anak saya dibawa ke RS Sayang Ibu, namun tak juga menurunkan kondisi tubuh anak saya hingga akhirnya dibawa ke RS Restu Ibu Balikpapan,” terangnya.
Dirinya bersyukur, pelayanan RS Restu Ibu Balikpapan yang cepat mengambil tindakan, dapat menyelamatkan jiwa anaknya yang saat itu sedang kritis. Enam hari dalam perawatan di ruang ICU lantai 5 dan 2 hari dalam pantauan dokter di salah satu ruangan rumah sakit bersama pasien anak-anak lainnya di lantai 3, menjadikan pelajaran dan pengalaman tersendiri bagi dirinya untuk tetap waspada terhadap serangan penyakit DBD tersebut.
“Ini pelajaran bagi saya dan keluarga untuk waspada terhadap penyakit DBD. Kebersihan rumah dan lingkungan rumah dengan melakukan kegiatan seperti menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD,” tandasnya.
Selain Eka, kecemasan akibat anaknya terserang penyakit DBD juga dirasakan Yuni, warga Jalan Telagasari, Kecamatan Balikpapan Kota. Anaknya terpaksa harus mendapat perawatan di salah satu rumah sakit selama 9 hari. Beruntung, setelah mendapatkan perawatan maksimal, anaknya sembuh dan dapat beraktivitas seperti sedia kala.
“Trauma banget ya mas. Anak tiba-tiba alami demam tinggi, ketika diperiksakan ternyata kena DBD. Panik campur bingung, dan tidak tega lihat anak terbaring lemah karena DBD. Alhamdulillah, sekarang sudah sembuh,” kata Yuni.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment