by

SMKN 1 Balikpapan Berkelit Tolak Kiper Timnas Indonesia U-17 Putri, Nilai Akademis Jadi Alasannya

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Balikpapan membantah alias berkelit telah menolak menerima siswa berprestasi Kota Balikpapan seperti siswa berprestasi yang merupakan Kiper Timnas Indonesia U-17 Putri bernama Edelweizz Auradiva.

Humas SMKN 1 Balikpapan, Abdul Wahab menjelaskan, pendaftaran melalui jalur prestasi dilaksanakan secara online dan itu memang sudah dilaksanakan sesuai dengan juknis (petunjuk teknis) yang ada. Karena juknis ini yang menerbitkan adalah Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim. Dan SMKN 1 Balikpapan hanya melaksanakan petunjuk dari juknis tersebut.

“Memang, untuk kasus yang lagi viral ini, ananda Edelweizz Auradiva. Setelah kami telusur dari data yang sudah ada, dari segi nilai, mohon maaf sebelumnya, itu memang nilainya kecil sekali, dibandingkan dengan nilai prestasi yang ada di jurusan tersebut,” kata Abdul Wahab ditemui media ini, Rabu (03/07/2024).

Sementara untuk nilai prestasi sendiri, tambah Abdul Wahab, berdasarkan juknis, karena ini di bidang lomba beregu yakni sepakbola, nilai prestasinya dibagi enam lagi. Sehingga yang tadi nilainya sudah tidak terlalu tinggi, ditambahkan nilai prestasi dibagi enam, maka nilainya tidak terlalu mendongkrak.

“Sementara, kalau dari data yang dia kirimkan, itu adalah juara 2 tingkat provinsi, yakni Piala Gubernur Kaltim. Maka prosesnya juara 2 tingkat provinsi, sementara untuk rekomendasi kami gak ada,” jelasnya.

“Karena yang mendaftar kan itu siswa bersangkutan sendiri. Nah itu kami tidak ada dapatkan masalah surat rekomendasi. Rekomendasi itupun kami, istilahnya dalam hal ini, kami hanya memproses berdasarkan sertifikat yang dilampirkan di by sistem,” imbuhnya.

Jadi, lanjut Wahab, SMKN 1 Balikpapan tidak pernah menolak siswa berprestasi, karena semua proses pendaftaran itu dilaksanakan sendiri oleh siswa bersangkutan.

“Jadi memang ril, murni nilainya itu beradu secara fair-fair-an di sistem seleksi, by sistem. Kami berdasarkan itu saja,” ucapnya, beralasan.

Perlu diketahui, ujar Wahab, setelah ditelusur bahwa ternyata ananda Edelweizz Auradiva pilihan pendaftaran waktu PPDB, dia mengajukan di tiga sekolah berbeda yakni pilihan yang pertama ternyata bukan SMKN 1 Balikpapan, justru SMKN 3 Balikpapan dengan jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), kemudian pilihan keduanya baru SMKN 1 Balikpapan jurusan BKV, dan yang ketiga SMKN 4 Balikpapan jurusan Perhotelan.

“Yang kami sayangkan, kenapa kok hanya SMKN 1 Balikpapan yang disorot. Kami itu tidak pernah menolak prestasi, selama memang itu benar datanya. Jadi gak ada istilah SMKN 1 Balikpapan menolak siswa prestasi,” tandasnya.

“Kita kan gak ngerti kalau itu adalah kiper ini. Dan juga berdasarkan data yang kami terima, berdasarkan ajuan pendaftaran yang dilakukan siswa, ya datanya itu lah yang diproses,” ungkap Wahab.

Senada, Ketua PPDB SMKN 1 Balikpapan, Yusvanto menambahkan, setelah apa yang terlihat di sistem atau apa yang ada di sistem, siswa atas nama Edelweizz Auradiva, setelah ditelusuri bahwa siswa tersebut mendaftar di jalur prestasi di tahap 1.

“Memang di berita tersebut, Edelweizz Auradiva ini disebut Kiper Timnas Indonesia U-17, namun setelah kami buka di pendaftaran, dia mendaftar dan memasukan prestasinya Juara 2 tingkat Provinsi Kaltim,” ujar Yusvanto.

Juara 2 tingkat Provinsi itu, terangnya, kalau untuk sepakbola seperti tadi yang disebutkan, itu memang dibagi enam. Setelah kami lihat nilainya, nilai Edelweizz Auradiva itu, setelah ditambahkan prestasinya nilainya menjadi 421.20.

“Saya telusuri lagi, untuk pendaftarannya, pilihan pertama itu di SMKN 3 Jurusan DKV, SMKN 1 Balikpapan Jurusan BKP (Bisnis Konstruksi dan Properti), dan SMKN 4 jurusan Perhotelan,” ungkapnya.

Untuk di jurusan BKP sendiri, jelasnya, yang dipilihan kedua, kuota dari jalur prestasi non akademik, hanya ada kuota 3 orang. Tiga orang itu, dilihat nilai yang paling rendah di 485.80 dan nilai tertinggi 493.80.

“Artinya, ananda Auradiva ini (kalau dirangking, red), dia tidak masuk. Jadi memang tiga orang saja yang diambil,” kata Yusvanto.

Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed