Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Pelonggaran kegiatan masyarakat pada Sabtu dan Minggu yang diimplementasikan melalui terbitnya Surat Edaran Wali Kota Balikpapan tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala Mikro untuk menekan penyebaran Virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mendapat apresiasi dari masyarakat.
Jika Sabtu dan Minggu pekan lalu kebijakan yang diterapkan membuat masyarakat panik hingga lakukan aksi borong berbagai kebutuhan pokok karena seluruh pasar tradisional dan toko tutup total. Kali ini, kebijakan tersebut dinilai berpihak kepada masyarakat hingga aktivitas perekonomian di Balikpapan kembali bergeliat, meski harus menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat.
“Saya menyampaikan apresiasi serta terima kasih kepada Pemerintah, dalam hal ini Ketua DPRD dan Wali Kota Balikpapan yang sudah mendengar dan memperhatikan apa yang menjadi keinginan masyarakat Kota Balikpapan, utamanya keluhan warga tentang dampak dari kebijakan Sabtu dan Minggu di rumah saja (Lockdown Weekend) atau Kaltim Steril,” kata Suyoso Nantra, Tokoh Masyarakat yang juga Pengamat Kota Balikpapan saat ditemui Kabargupas.com dalam sebuah kegiatan, Sabtu (13/02/2021).
Dia menambahkan, pihaknya juga menyampaikan saran atau masukan kepada Gubernur Kaltim Isran Noor untuk lebih bijaksana dalam mengambil kebijakan, khususnya “Lockdown Akhir Pekan” untuk menekan terjadinya penyebaran COVID-19.
Pemberlakuan PPKM Mikro di Balikpapan, menurut Suyoso, demikian dia disapa, sudah sangat tepat. Yang penting Wali Kota Balikpapan, khususnya Satgas COVID-19 melakukan pengawasan gerak dari pada pemerintahan melalui kecamatan hingga ke instansi terkait yang membidangi persoalan itu.
“Pergerakannya kalau bisa sampai Camat, Lurah dan RT, karena ujung tombak penyelesaian dari pada PPKM Mikro yang dipersempit itu, akan mempermudah masyarakat dalam menjalankan roda ekonomi, terutama pelaku usaha ekonomi kecil. Ketiga, budaya bersih yang sudah dilakukan masyarakat, menjadi salah satu syarat atau solusi untuk mencegah penyebaran COVID-19,” jelas Suyoso yang juga menjabat sebagai Kepala Dispenda Kabupaten Paser ini.
Secara keseluruhan, terang Suyoso, masyarakat juga sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, utamanya untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh paparan virus mematikan asal Wuhan, China ini, yang mungkin juga merupakan cobaan dari Allah SWT.
“Sehingga masyarakat lebih peduli lagi, bersama untuk lebih mempererat, saling isi mengisi untuk kemajuan bangsa ini. Cobaannya sudah kita rasakan, kita memohon kepada Yang Maha Kuasa. Ini juga tidak lepas dari peran tokoh-tokoh agama, apapun agamanya,” tukasnya.
Setidaknya, menurut Suyoso, kebersamaan masyarakat benar-benar ditularkan dari satu ke satu yang lain, sehingga dalam mengambil keputusan tidak menimbulkan kecemasan-kecemasan yang berlebihan di masyarakat.
Contohnya, “Lockdown” yang katanya semakin di “Lockdown” hasil kasus pasien positif COVID-19 di Balikpapan juga semakin meningkat. Jadi pola pemikiran dalam mengambil keputusan hendaknya mendengarkan suara semua stakeholder, cendekiawan, terutama para ulama dan tokoh-tokoh agama yang lainnya.
“Jadi, kita harus bersinergi dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini, betul-betul bisa kita cegah dan basmi bersama-sama,” imbuhnya.
“Saya berharap, kebijakan ini akan menurunkan atau menekan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Menurun dengan kesadaran masyarakat sampai tingkat RT. Menjadikan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan budaya bersih serta menjaga imun tubuh tetap dalam kondisi terbaik karena virus ini adalah virus yang tidak terlihat,” pungkasnya.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment