Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Tak sekadar menawarkan dan memamerkan berbagai produk UMKM masing-masing daerah pada helatan Indonesia City Expo (ICE) ke-20 yang digelar di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Jalan Ruhui Rahayu I Balikpapan, Kalimantan Timur.
Di kegiatan ini juga diramaikan dengan talkshow sejumlah perwakilan masing-masing daerah yang menyampaikan informasi penting tentang peran dan seni budaya daerahnya. Tak terkecuali, delegasi dari Kota Ambon.
Informasi penting tentang Kota Ambon disampaikan Rico Hayat, selaku Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kota Ambon. Tak terkecuali mempromosikan budaya musik, selain tari-tarian.
Informasi tersebut tentu saja mendapat sambutan positif dari sejumlah pengunjung di ICE ke-20 yang digelar dalam rangka memeriahkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-XVII tahun 2024.
Kadis Pariwisata Kota Ambon, Rico Hayat mengatakan, Rakernas APEKSI ke-XVII dan Indonesia City Expo (ICE) ke-20 tahun 2024 ini adalah salah satu kegiatan yang sangat luar biasa, yang mempersatukan perwakilan delegasi dari seluruh Indonesia.
“Disinilah kami melihat bahwa kami ini bercorak ragam dengan kearifan lokal masing-masing. Untuk itu, dengan adanya event APEKSI ke-XVII ini bisa membangun hubungan yang luar biasa, untuk kami bisa bekerja sama di dalam pengembangan sektor-sektor yang ada di kota masing-masing,” kata Rico ditemui kabargupas.com, Kamis (06/06/2024).
“Untuk itu, kami melihat, seperti Ambon yang punya ikon Kota Musik. Dengan tampilan seni budaya, kami mempromosikan budaya musik, selain tari-tarian. Disinilah kami bisa berkolaborasi. Karena ada daerah-daerah lain yang punya kelebihan yang sama dengan kami. Tadi dengan adanya asosiasi ini kami saling membantu,” tambah Rico.
Pengakuan UNESCO bagi Kota Ambon, ungkap Rico, juga itu bukan milik Ambon sendiri, bisa juga dibuka peluang buat kota-kota yang lain, yang punya kemiripan, punya kelebihan. Tentu pihaknya juga bisa membantu, karena vocal poinnya, di naskah itu ada di kami melalui Ambon Music Office.
“Apalagi kalau kota-kota yang ada di wilayah Indonesia, itu kami siap membantu. Makanya banyak kota yang ingin mendapatkan pengakuan UNESCO, mereka belajar ke kami. Untuk itu kami welcome,” tukasnya.
Bukan saja atas nama Ambon, imbuhnya, tapi atas nama Indonesia, yang tentunya harus ikut memajukan dan bisa dipromosi seni budaya Kota Ambon sampai ke tingkat yang luar.
Untuk itu, ujar Rico, adanya asosiasi APEKSI ke-XVII ini, Ambon sangat membuka ruang bagi masyarakat, bisa saling membantu, saling mendukung satu sama lain, bisa saling bekerja sama dalam mengembangkan Indonesia ke depan yang lebih baik.
Selain musik, lanjut Rico, Kota Ambon punya budaya. Budaya yang tidak boleh ditinggalkan, namun harus dilestarikan lagi, yang selalu diangkat dalam beberapa festival.
“Cuma, kami memang perlu anggaran yang luar biasa untuk support itu. Tapi, tidak mengurangi rasa semangat kami membangun hubungan dengan pihak-pihak ketiga melalui CSR-CSR untuk kami bisa berkolaborasi. Karena kalau tidak berkolaborasi, kami tidak bisa,” ungkapnya.
Selain budaya, Ambon juga punya alam, paket-paket tur yang sekarang terus dikembangkan. Ambon juga bekerja sama dengan Sulawesi Utara. Dalam membangun kerja sama karena pihaknya juga mencari keuntungan dari flaet tersebut.
“Saya rasa, kegiatan ini sangat positif bagi kami. Karena itu kami banyak lihat, banyak hal dari daerah lain yang potensial untuk bisa dikembangkan,” tandas Rico.
Sementara itu, pengunjung ICE ke-20, Yunita mengaku senang bisa mendapatkan informasi penting tentang Kota Ambon, baik perkembangan kotanya hingga seni budaya dan pariwisatanya.
“Informasi yang disampaikan Pak Rico cukup membantu kami, karena paparan atau informasi tentang Kota Ambon disampaikan dalam talkshow yang digelar pada Indonesia City Expo ke-20 di Kota Balikpapan ini. Sangat membantu. Mudah-mudahan ada kesempatan berkunjung ke Kota Ambon,” kata Yunita.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment