Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Guna mencegah stunting di Kota Beriman, Balikpapan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan menggelar diskusi yang dikemas dalam Dialog Warga, Senin (13/03/2023).
Puluhan warga dari RT 31 di lingkungan Lanud Dhomber Jalan Mulawarman, Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, hadir dalam kegiatan ini. Dialog Warga dengan teman Cegah Stunting Demi Mewujudkan Bonus Demografi 2024 ini dipimpin Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono mengatakan, kasus stunting di Kota Balikpapan saat ini cukup tinggi. Kondisi ini tentu menjadi perhatian DPRD dan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. Tingginya kasus stunting ini karena kita lengah dan tidak memberi perhatian.
“Berangkat dari hal tersebut, kami berupaya mengingatkan warga dan mencegah kasus stunting ini, maka di tahun 2045 mendatang bonus demografi itu sumber daya manusia semua diharapkan cerdas,” kata Budiono.
Diakuinya, ada beberapa kendala dalam penanganan kasus sehingga stunting di Balikpapan terus meningkat. Mulai dari sarana dan prasarana di Posyandu yang kurang, kemudian juga kurangnya perhatian terhadap petugas yang ada di Posyandu itu sendiri.
“Kendalanya sarana prasarana di Posyandu juga kurang. Begitupun dengan kader Posyandu yang kurang perhatian,” ungkapnya.
Menurut Budiono, kasus stunting terjadi karena kurangnya pemenuhan gizi pada saat ibu sedang hamil dan dimasa emas pertumbuhan anak atau 1000 hari pertumbuhannya.
Untuk itu, saat ini pemerintah melalui BKKBN sedang membentuk tenaga-tenaga yang didalamnya ada Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menanggulangi kasus stunting tersebut.
“Tenaga pendamping itu diantaranya ada tiga orang setiap kelurahan, terdiri dari bidan, kader posyandu dan kader PKK. Hal ini untuk mendeteksi secara dini,” jelasnya.
Dukungan dari DPRD Balikpapan, ketika dinas terkait mengajukan anggaran, pihaknya akan menyetujui dan jika perlu anggaran itu ditambah untuk pengentasan stunting di Balikpapan.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Alwiyati menerangkan, saat ini Puskesmas dan BP3AKB terus melakukan verifikasi terkait dengan jumlah kasus stunting sebanyak 19,6 persen, untuk mencari dimana saja lokasinya.
Berdasarkan hasil penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBM) sudah juga dilakukan.
“Dan kami lakukan verifikasi ulang, karena yang menimbang kader. Maka itu kami verifikasi untuk memastikan siapa yang akan kita lakukan intervensi,” kata Alwiyati.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment