Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Musim kemarau yang melanda Kota Balikpapan, yang mengakibatkan berkurangnya debit air PDAM hingga berdampak terhadap pelayanan air bersih PDAM yang terganggu alias tidak mengalir, mendapat perhatian dari DPRD Balikpapan, Kalimantan Timur.
Jika hujan turun cukup lebat, hendaknya bisa tampung semaksimal mungkin agar kebutuhan air bersih di masing-masing rumah dapat tetap terjaga.
Anggota DPRD Balikpapan, Dra. Hj. Wahidah mengatakan, sekiranya air yang diberikan Allah SWT, berupa curahan hujan yang sangat lebat, ditengah musim kemarau, air hujan tersebut bisa ditampung, Insyaallah, warga tidak akan kekurangan air bersih.
“Di saat kemarau ini, tiba-tiba hujan turun cukup deras, tentunya air tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga dengan menampung curahan air hujan yang melimpah agar dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Wahidah, belum lama ini.
Karena, tambah Wahidah, banyak warga yang kesulitan air bersih akibat kemarau dan tidak mengalirnya air PDAM, dirinya mengusulkan setiap rumah di Balikpapan punya tempat penampungan air bersih berupa tandon maupun drum-drum penampungan air.
“Tandon atau drum penampungan air bersih tersebut, boleh jadi disiapkan atau diberikan (dibantu, red) oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, ataupun menyediakan secara mandiri agar kebutuhan air bersih di masing-masing rumah dapat terpenuhi,” harap anggota Komisi IV DPRD Balikpapan ini.
Terlebih, jelas Wahidah, saat distribusi air bersih dari PDAM tidak maksimal atau tidak mengalir karena adanya gangguan ataupun perbaikan pipa distribusinya.
“Alhamdulillah, sejauh ini pelayanan air bersih dari PDAM ke masyarakat tidak ada gangguan alias berjalan lancar. Yang terpenting adalah setiap rumah punya tempat penampungan air bersih agar saat pelayanan air bersih PDAM tidak berjalan sesuai harapan, air penampungan itu bisa dimanfaatkan,” katanya.
Wahidah yang juga politisi PKS ini berharap, setiap keluarga yang terdiri dari 3 anggota keluarga, setidaknya punya tampungan air sebanyak dua ribu liter agar warga tidak kesulitan air bersih saat pelayanan PDAM terganggu serta adanya aktivitas lainnya.
“Satu rumah yang maksimal berisikan 3 anggota keluarga, setidaknya punya tampungan air sebanyak 2 ribu liter. Ketika PDAM mengalami gangguan, warga tidak panik karena sudah memiliki tandon penampungan air,” ujarnya Hj. Wahidah.
Penulis: Poniran.
Editor: Nurhayati
Comment