Kabargupas.com, SAMARINDA – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Baharuddin Demmu mengatakan, Tanaman Porang merupakan salah satu potensi ekspor yang cukup menjanjikan. Hanya saja, yang harus ditingkatkan adalah bagaimana petani-petani di kabupaten dan kota se-Kaltim disuport.
“Pemerintah dalam hal ini, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim harus turun tangan dan memberikan perhatian,” kata Baharuddin Demmu, Minggu (19/11/2023).
Menurut dia, campur tangan Pemerintah dalam hal pengembangan Tanaman Porang sangat penting. Pasalnya, jika Pemerintah tidak terlibat, nilai ekonomi dari eksport tanaman ini tidak akan bisa dinikmati petani.
“Jangan sampai ini dibiarkan, kenapa? Yang kita takutkan ini kan. Biasanya ada permainan pada tengkulak, dan ini yang harus diantisipasi. Kita tidak mau nantinya, hasil-hasil peroduksi petani dimainkan oleh tengkulak. Jadi ada proteksi dari instansi terkait, supaya hasil-hasil ini tidak anjlok,” jelasnya.
Bukan tanpa alasan, politisi PAN ini meminta Pemerintah memberikan proteksi kepada para petani Tanaman Porang. Hal ini agar tata niaga tetap terjaga di pasaran, dan para petani tidak dirugikan kala produksi Tanaman Porang meningkat.
“Yang ditakutkan, produksi tanaman ini tiba-tiba membludak. Karena banyaknya tengkulak, dan tidak ada proteksi dari Pemerintah, harganya akan terjun bebas,” singkat Demmu.
Jumlah luasan lahan Tanaman Porang di Kaltim dalam setahun terakhir disampaikan Demmu sudah mencapai 200 hektare, dan terus meningkat. Selain karena budidayanya cukup mudah, tanam ini disebut-sebut juga tidak terlalu susah untuk tumbuh.
“Untuk budidayanya terbilang cukup mudah, tinggal ketelatenan saja. Porang ini juga tidak terlalu susah untuk tumbuhnya,” sambungnya.
Masa produksi Tanaman Porang, dikatakan dia, dari enam hingga delapan bulan, dan itu berkelanjutan. “Memang, karena ini harganya mahal, bibitnya juga mahal. Ya kita berharap, dinas terkait ikut membantu dan memfasilitasi harga jual. Termasuk juga bibitnya, supaya ini bisa dikembangkan di Kaltim,” pungkasnya. (*/her/adv)
Comment