Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Kasus gangguan ginjal akut alias gagal ginjal pada anak yang saat ini tengah terjadi di sejumlah daerah di tanah air, hingga kini belum ditemukan di Kalimantan Timur (Kaltim), maupun di Balikpapan.
Meski belum ditemukan, kewaspadaan orang tua terhadap kasus ini sangat diharapkan agar anak-anak mereka tidak menderita penyakit mematikan tersebut.
“Di Kaltim maupun di Balikpapan belum ditemukan kasus ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan dr. Andi Sri Juliarty dalam keterangan resminya di Group Media, Rabu (19/10/2022).
Menurut dr. Andi Sri Juliarty yang akrab disapa dr. Dio ini, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan telah meneruskan SE (Surat Edaran) Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Dirjen Yankes Kemenkes RI) kepada seluruh pimpinan Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) dan tenaga kesehatan untuk menghentikan peresepan obat cair dan juga kepada Apotik untuk menghentikan sementara penjualan obat cair untuk anak.
“Kepada masyarakat, kami mengimbau agar tidak panik dan anak-anak yang sakit tetap mendapat terapi sesuai indikasi berdasarkan resep dokter dengan sediaan puyer serta lainnya, selain obat cair,” jelas Dio.
Seperti diketahui, sejak akhir Agustus 2022, Kemenkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun. Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.
Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.
“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” kata juru bicara Kemenkes dr. Syahril.
Penulis: Ipon
Editor: Nurhayati
Comment