Kabargupas.com, SAMARINDA – Insiden Tongkang tabrak Jembatan Mahakam I ternyata masih jadi bahan bahasan menarik di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim).
Bahkan, akibat tidak kooperatifnya manajemen perusahaan kapal tongkang pengangkut batu bara tersebut membuat DPRD Kaltim geram. Tak hanya itu, Wakil Rakyat Benua Etam ini pun meminta kepada pihak-pihak terkait untuk mencabut izin usaha perusahaan bersangkutan karena tidak mau bertanggung jawab.
Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sabaruddin Panrecalle mengaku kesal atas sikap yang ditunjukkan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab atas insiden kapal tongkang pengangkut batu bara yang menabrak Jembatan Mahakam.
Pihaknya juga menyatakan sikap tegas terhadap perusahaan yang dinilai lalai dan tidak kooperatif dalam penyelesaian kerusakan Jembatan Mahakam I, pasca-insiden tabrakan kapal tongkang kayu pada Februari lalu yang merusak fender jembatan.
“Kami sudah empat kali melayangkan surat, namun perusahaan tersebut tidak merespons dengan baik. Ini sangat kami sayangkan,” kata Sabaruddin Panrecalle, ditemui wartawan di Kantor DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Loa Bakung, Samarinda, belum lama ini.
Diketahui, menurut Sabaruddin, sapaan akrabnya, biaya pembangunan kembali fender pelindung jembatan diperkirakan mencapai Rp35 miliar. DPRD Kaltim bahkan telah merekomendasikan evaluasi hingga pencabutan izin operasi bagi perusahaan yang mengabaikan kewajiban hukumnya.
Ketidakkooperatifan perusahaan bersangkutan yang berulang kali mangkir dari panggilan resmi, dinilai mencerminkan kurangnya keseriusan perusahaan. Dari lima kali panggilan resmi yang dilayangkan DPRD, empat kali diabaikan, dan saat hadir, pihak perusahaan hanya mengutus perwakilan yang tidak berwenang membuat keputusan.
“Bahkan, kami bertindak tegas dengan minta perwakilan perusahaan tersebut untuk keluar dari ruangan saat rapat dengar pendapat digelar,” ungkap politisi Partai Gerindra Balikpapan ini.
Menurut Sabaruddin, situasi semakin diperparah dengan insiden terbaru pada Sabtu malam, 26 April 2025, ketika tongkang milik PT Energi Samudra Logistik kembali menabrak Jembatan Mahakam I. Akibat benturan langsung tersebut, pilar penyangga jembatan terlihat miring, diperparah oleh ketiadaan fender pelindung yang hingga kini belum diperbaiki.
Dampak insiden ini mendorong DPRD bersama instansi terkait untuk merekomendasikan penutupan jalur Sungai Mahakam selama dua bulan. Meskipun penutupan ini berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi di kawasan tersebut, keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
“Ekonomi memang penting, tetapi yang lebih utama adalah nyawa masyarakat Kalimantan Timur juga lebih penting,” pungkas Sabaruddin. (Adv)
Comment