by

Komisi III DPRD Kaltim Desak Evaluasi Sistem Drainase di Kaltim

Kabargupas.com, SAMARINDA – Infrastruktur jalan di Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Bukan hanya soal perbaikan dan perawatan rutin, namun lebih dalam seperti sistem drainase yang dinilai menjadi penyebab utama kerusakan jalan yang terjadi berulang-ulang.

Rapat kerja antara Komisi III DPRD Kaltim dan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim ini digelar di Gedung E Kompleks DPRD Kaltim, Samarinda, pada Senin (19/05/2025).

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menegaskan, bahwa capaian infrastruktur jalan yang mantap tidak akan bertahan lama jika persoalan drainase terus diabaikan.

“Secara umum kondisi jalan provinsi memang cukup baik, capaian kita sekitar 82,21 persen sudah dalam kondisi mantap. Tapi itu semua akan sia-sia kalau saluran drainasenya masih amburadul,” kata Reza kepada wartawan usai rapat.

Capaian tersebut mencakup 63 ruas jalan provinsi dengan total panjang sekitar 770 kilometer yang membentang di delapan kabupaten/kota di Kaltim. Namun masih terdapat sekitar 168 kilometer jalan yang belum dalam kondisi ideal, mayoritas karena permasalahan drainase.

Reza menyebut dua titik krusial di Samarinda, yakni Jalan HM Ardans (Ring Road III) dan Jalan Nusyirwan Ismail (Ring Road II). Kedua ruas jalan ini menjadi langganan genangan air saat hujan karena saluran air tidak berfungsi secara optimal.

“Kalau air menggenang terus, aspal cepat hancur. Itu rumus dasarnya. Tapi ini masih sering kita abaikan dalam perencanaan. Jadinya tiap tahun kita kerja bakti memperbaiki jalan yang sama,” tegas politisi dari Partai Gerindra ini.

Dalam rapat tersebut, Komisi III juga meminta Dinas PUPR-Pera memperkuat peran Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang menjadi garda terdepan dalam respons cepat terhadap kerusakan atau bencana infrastruktur jalan. Menurut Reza, keberadaan UPTD perlu dimaksimalkan, terutama di daerah rawan longsor atau banjir.

“UPTD ini seperti pasukan pertama. Kalau ada longsor atau jalan putus, mereka yang bergerak cepat. Tapi jangan hanya tanggap darurat saja, harus juga ada peran dalam pencegahan,” tambahnya.

Reza menegaskan, perencanaan jangka panjang untuk ketahanan jalan harus mempertimbangkan desain drainase sejak awal. Ia mengingatkan bahwa anggaran besar pun tidak akan cukup jika tidak ada eksekusi konkret di lapangan.

“Percuma saja punya program bagus kalau tidak dijalankan dengan keberanian. Kita butuh ketegasan dan konsistensi dalam membenahi akar masalahnya,” pungkasnya. (Adv)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed