Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III Tahun 2025 digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan di Hotel Tiga Mustika Jalan ARS Muhammad Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (09/8/2025).
Rakerda ini dihadiri Ketua Umum MUI Kalimantan Timur, KH. Muhammad Rasyid, Ketua MUI Kota Balikpapan, Habib Mahdar Abu Bakar Al Qadri MA, Kabag Kesra Pemkot Balikpapan, Muhammad Arif Fadillah, mewakili Wali Kota Balikpapan, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Balikpapan, H. Masrivani, S. Ag, MH, serta lainnya.
Sementara, tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah penguatan peran MUI sebagai Himayatul Ummah, Khadimul Ummah, dan Shadiqul Hukumah dalam menyongsong Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang religius dan berdaya saing.
Ketua MUI Balikpapan, Habib Mahdar Abu Bakar Al Qadri mengatakan, agenda kegiatan yang dibahas pada Rakerda ini adalah program MUI Balikpapan, baik masa ini, maupun masa yang akan datang demi melindungi umat, melayani umat dan mitra pemerintah.
“Yang kedua, dengan timbulnya bermacam-macam masalah di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Balikpapan, sebagimana tadi yang saya sebutkan yakni permasalahan keberadaan komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transjender),” kata Habib Mahdar.
Yang memprihatinkan, terang Habib Mahdar, para pelaku LGBT ini adalah para pemuda berusia muda antara 21 tahun sampai 25 tahun. Itu diketahui saat dirinya dan perwakilan Dinas Sosial Balikpapan dipanggil oleh Kapolresta Balikpapan terkait diungkapnya kasus keberadaan LGBT, beberapa waktu lalu.
“Tak hanya persoalan LGBT, dalam Rakerda ini nantinya juga membahas tentang dugaan adanya sindikat penjualan ginjal, yang menyasar anak-anak muda di Balikpapan. Makanya, Pak Kapolres minta pada tokoh masyarakat, ulama dan para orang tua untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat, terutama pada orang tua agar anak-anaknya terhindar dari permasalahan tersebut,” ujarnya.
Melalui Rakerda ini, dirinya berharap, sebagaimana tema yang diangkat yakni Himayatul Ummah (melindungi umat), Khadimul Ummah (pelayan umat), dan Shadiqul Hukumah (mitra pemerintah) bisa bekerja sama dan berjalan baik. Terlebih, Balikpapan merupakan kota penyangga Ibu Kota Negara.
“Makanya kalau permasalahan-permasalahan yang terjadi tidak segera ditangani sekarang, dikhawatirkan akan terus berkembang dan susah untuk diatasi. Apalagi, anak-anak yang masih puber,” tukas Habib Mahdar.
Sementara itu, Kabag Kesra Pemkot Balikpapan, Arif Fadillah mengatakan, MUI sebagai mitra strategis pemerintah memiliki posisi yang sangat vital, khususnya dalam membimbing umat, menjaga akidah, memperkuat ukhuwah islamiyah dan memelihara kondusifitas masyarakat.
“Kita semua menyadari bahwa tantangan kehidupan umat saat ini semakin kompleks. Arus globalisasi dan digitalisasi membawa banyak pengaruh baik positif maupun negatif. Di sini lah peran MUI menjadi sangat penting sebagai penyejuk umat, pelurus arah, sekaligus pengawal moralitas bangsa,” tutupnya.
Poniran | Nur
Comment