by

Paripurna RPJMD 2025-2029: Budiono Soroti Penanganan Stunting yang Kurang Maksimal

Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Penyampaian Nota Penjelasan Wali Kota Balikpapan atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Balikpapan tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025-2029 yang disampaikan pada rapat paripurna mendapat sorotan dari salah satu pimpinan DPRD Balikpapan, Kamis (24/07/2025).

Penanganan stunting yang kurang maksimal yakni 19,3 persen pada 2024, masih jadi tantangan Pemerintah Kota Balikpapan, khususnya pada sektor kesehatan. Kemudian persoalan banjir drainase dan sumber daya manusia (SDM) di Balikpapan.

Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono mengatakan, hari ini rapat paripurna Nota Penjelasan (Nopen) Wali Kota Balikpapan terhadap RPJMD 5 tahun kedepan. Tadi dipaparkan, di dalam Nopen itu ada visi misi, sasaran, dan tujuan 5 tahun kedepan.

“Yang menjadi PR kita, selain visi misinya yang tercantum tadi, kota superhub dan menjadi pariwisata dan jasa. Tapi banyak PR yang menjadi bahan kita. Contoh masih ada stunting yang tinggi. Yang kedua ada infrastruktur yang hari ini belum memadai,” kata Budiono.

Pasalnya, dilihat dari penanganan infrastruktur dirinya melihat kalau badan jalan itu hanya di ready mix, tapi tidak ada lagi jalan-jalan yang di hotmix. “Itu jadi bahan kita juga,” ungkapnya.

Selanjutnya, kata politisi PDI Perjuangan ini, pembangunan infrastruktur sampai saat ini hanya membangun drainase, namun mengangkatan sedimentasinya tidak dilakukan atau dikeruk. “Ini masih banyak sekali. Ya itu yang menyebabkan banjir,” tandas Budiono.

Dirinya mengakui jika banjir yang terjadi itu disebabkan oleh tingginya aliran air dari hulu ke hilir, pengupasan lahan dan segala macam. Tetapi pengerukan sedimentasi di dalam drainase-drainase, ternyata banyak yang tidak dilakukan. “Pengerukan sedimentasi itu penting,” ujar Budiono.

Selain persoalan sedimentasi yang menyebabkan banjir, Budiono juga menyoroti penanganan infrastruktur menggunakan ready mix, yang tiap tahun ketinggian badan jalan akan mengalami kenaikan cukup signifikan. Dia berharap, pembangunan kota tidak hanya cukup di ready mix, tapi juga di hotmix.

“Pembangunan infrastruktur jika menggunakan ready mix, itu tiap tahunnya naik 12 cm. Jika terus dilakukan, maka semakin tahun akan berdampak terhadap ketinggian jalan yang menyebabkan tenggelamnya rumah warga,” tutup Budiono.

Poniran | Nur

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed