Kabargupas.com, KUKAR – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) menyelenggarakan pelatihan tentang replikasi pertanian terpadu berbasis maggot dan budidaya lele bioflok bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar).
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pelibatan dan pengembangan masyarakat, yaitu Program SI TERANG, kependekan dari Sinergi Pertanian Organik, Budidaya Maggot dan Peternakan Kecamatan Anggana, yang tahun 2025 ini telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pelatihan berlangsung di Rumah Maggot Anggana, Desa Sungai Mariam, pada 2 September 2025, diikuti oleh 70 peserta.
Para peserta berasal dari tujuh KWT, yakni KWT Berseri, KWT Rumpun Cemara, KWT Anggrek Jaya, KWT Sri Rejeki, KWT Cendana Makmur, KWT Mawaddah, dan KWT Tanjung Flamboyan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, PHSS berkolaborasi dengan Rumah Maggot Anggana (RMA).
Kegiatan itu dihadiri oleh Pj Kepala Desa Sungai Mariam Wahyu, staf Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Heni, Ketua Rumah Maggot Anggana Sujatmiko Ariwibowo, dan Praktisi Budidaya Ikan Lele Bioflok Nanang.
Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Dony Indrawan menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau CSR Perusahaan melalui program-program pelibatan dan pengembangan masyarakat atau Community Involvement & Development (CID) yang mampu mendukung pengembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat, serta pelestarian lingkungan.
“Kami percaya bahwa pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan merupakan langkah strategis untuk memastikan efektivitas, dampak positif, dan keberlanjutan program,” kata Dony, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/9/2025).
Menurut Dony, Program SI TERANG yang dinisiasi oleh PHSS berhasil membuktikan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah organik dapat diintegrasikan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya kelompok rentan, yaitu perempuan di desa.
“Di program ini, kami mendorong replikasi sistem pertanian terpadu berbasis maggot dan budidaya lele bioflok yang melibatkan kelompok wanita tani sehingga diharapkan akan mendukung pemberdayaan kelompok rentan serta menjadi contoh penerapan pendekatan ekonomi sirkuler dalam pelaksanaan program CID Perusahaan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan pendekatan kolaboratif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk kelompok tani, pemerintah daerah, praktisi di bidangnya, program ini diharapkan terus berkembang menjadi model berkelanjutan yang dapat direplikasi di desa-desa lain di wilayah operasi Perusahaan.
Pelatihan ini dimulai dengan registrasi dan pre-test untuk mengukur pemahaman awal para peserta dan dilanjutkan sambutan pembukaan oleh perwakilan Perusahaan dan Pj Kepala Desa Sungai Mariam yang mewakili Camat Anggana.
Materi pertama disampaikan oleh Ketua Rumah Maggot Anggana mengenai budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi masalah sampah organik rumah tangga yang tidak terangkut di wilayah Anggana yang mencapai sekitar 45,3 persen.
Melalui demonstrasi penggunaan Mago Box, para peserta diperkenalkan dengan konsep ekonomi sirkular sederhana yang dapat menghasilkan pakan alternatif ternak maupun ikan.
Sesi kedua menghadirkan praktisi budidaya perikanan dengan teknologi bioflok yang memberikan penjelasan mengenai konsep, persiapan media seperti penggunaan garam dan probiotik, serta demo penebaran benih lele dan penggunaan aerator.
Peserta juga berkesempatan melakukan praktik langsung pemasangan kolam bioflok yang menjadi bekal teknis penting bagi kelompok tani dalam pengembangan usaha secara mandiri. Rangkaian kegiatan semakin interaktif dengan sesi tanya jawab teknis, evaluasi pasca pelatihan melalui post-test, serta sesi kuis bagi peserta.
Poniran | Ist
Comment