Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Meskipun pemerintah pusat memangkas Transfer ke Daerah (TKD) yang membuat sejumlah daerah menghadapi tekanan fiskal, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) ini memastikan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional tetap berjalan.
Direktur Utama PTMB, Yudhi Saharudin, menegaskan bahwa proyek SPAM tetap mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim).
“Kami baru kemarin rapat di Samarinda terkait studi kelayakan (feasibility study/FS) bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) provinsi,” kata Yudhi Saharuddin, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa Pemprov Kaltim tetap optimistis melanjutkan pembangunan SPAM regional yang dirancang untuk menambah pasokan air baku dari Sungai Mahakam dan Bendungan Sepaku Semoi.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur optimistis tetap melanjutkan FS (Feasibility Study)-nya,” katanya.
Yudhi menjelaskan, proyek SPAM regional merupakan program Dinas PU Kaltim karena bersifat lintas wilayah. PTMB hanya akan berperan sebagai operator setelah sistem air baku selesai dibangun.
“SPAM regional itu proyek dari PU provinsi karena lintas wilayah. FS-nya pun mereka yang buat. Jadi yang menentukan jalan atau tidaknya proyek ini adalah pemerintah,” terangnya.
Ia juga memaparkan bahwa kebutuhan air baku di Balikpapan saat ini mencapai sekitar 1.500 liter per detik, yang bersumber dari Waduk Manggar (1.100 liter per detik), sumber air di Teritip (200 liter per detik), dan sumur dalam (200 liter per detik).
“Kalau dibandingkan dengan Samarinda yang produksinya mencapai 3.500 liter per detik saja masih belum mencukupi seluruh kebutuhan masyarakatnya, apalagi Balikpapan yang baru 1.500,” jelasnya.
Yudhi mengakui keterbatasan pasokan air bersih semakin terasa seiring pertumbuhan penduduk Balikpapan yang kini diperkirakan mendekati 900 ribu jiwa. Oleh karena itu, PTMB bersama pemerintah daerah terus mendorong penambahan sumber air baku baru untuk menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat ke depan.
Beberapa alternatif yang dijajaki antara lain pembangunan SPAM Sepaku Semoi berkapasitas 1.000 liter per detik yang digarap Kementerian PUPR melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta percepatan penyelesaian Embung Aji Raden yang diproyeksikan dapat menambah pasokan hingga 200 liter per detik.
“Kami mendorong pemerintah pusat, provinsi, dan kota untuk memperhatikan Balikpapan. Kami ini operator, jadi kalau air bakunya tidak ada, kami tidak bisa produksi,” tegas Yudhi.
Ia menambahkan, langkah-langkah tersebut penting dilakukan sejak sekarang untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan air bersih seiring peningkatan jumlah penduduk dan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Dengan hadirnya IKN, permintaan air bersih pasti meningkat. Jadi sumber air baku baru harus segera disiapkan,” pungkasnya.
Poniran | Adv
Comment