Kabargupas.com, PPU – Di sebuah sudut pesisir Kalimantan Timur, tepatnya di Kelurahan Pantai Lango, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), harapan kembali menyala pada Kamis, 27 November 2025.
Di tengah tantangan kesehatan dan ancaman stunting yang masih membayangi anak-anak dan ibu di wilayah rawan gizi, Srikandi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) hadir membawa aksi nyata melalui Program “Srikandi Care”.
Lebih dari sekadar kegiatan sosial, program ini menjadi wujud kepedulian mendalam perempuan-perempuan PLN terhadap masa depan generasi bangsa. Melalui “Srikandi Care”, mereka bergerak bersama masyarakat, membangun kesadaran, memperkuat pengetahuan, dan menumbuhkan kembali optimisme para ibu bahwa anak-anak mereka berhak tumbuh sehat, kuat, dan penuh harapan.
Kelurahan Pantai Lango dipilih sebagai lokasi sasaran berdasarkan data wilayah rawan gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara. Di wilayah inilah, Srikandi PLN UIP KLT memusatkan rangkaian kegiatan yang menyentuh langsung masyarakat.
Di balik senyum anak-anak yang bermain di tepi pantai, masih ada kenyataan getir yang kerap tersembunyi, ancaman stunting, kekurangan gizi, serta keterbatasan pengetahuan dan akses kesehatan bagi ibu dan anak.
Namun hari itu terasa berbeda. Perempuan-perempuan tangguh PLN, yang selama ini dikenal sebagai penggerak di balik pembangunan infrastruktur kelistrikan, kini berdiri di tengah masyarakat dengan misi yang lebih sunyi namun jauh lebih mendalam, menjaga kehidupan sejak awal ia bertumbuh.
Ketua Srikandi PLN UIP KLT, Yulina, menyebutkan bahwa kehadiran Srikandi PLN di Pantai Lango bukan sekadar bagian dari tanggung jawab sosial, tetapi sebuah panggilan nurani.
“Kami mungkin dikenal karena menyediakan listrik, tapi sesungguhnya yang ingin kami kuatkan adalah kehidupan. Anak-anak ini adalah cahaya masa depan negeri ini. Jika hari ini kita mampu menjaga mereka tetap sehat, maka kita sedang menjaga Indonesia ke depan,” ujarnya.
Melalui Kelas Bebas Stunting, para ibu hamil dan menyusui perlahan-lahan menemukan harapan baru. Mereka belajar memahami 1.000 Hari Pertama Kehidupan, masa emas yang menentukan masa depan seorang anak. Dari yang semula bingung dan ragu, kini muncul keyakinan kecil bahwa mereka bisa menjadi ibu yang lebih kuat bagi anak-anaknya.
Di Kelas Kader, para relawan kesehatan Kelurahan Pantai Lango ditempa bukan hanya dengan pengetahuan, tetapi dengan kepercayaan diri untuk menjadi penjaga pertama kesehatan di lingkungannya sendiri. Di Kelas Remaja, generasi muda dibekali kesadaran tentang tubuh, kesehatan, dan tanggung jawab pada kehidupan yang kelak mereka lahirkan.
Setiap angka yang dicatat dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak-anak bukanlah sekadar data. Ia adalah napas kehidupan. Ia adalah tanda perjuangan seorang ibu.
Bagi para ibu penerima manfaat, program ini bukan hanya membantu secara fisik, tetapi juga menguatkan secara emosional.
“Saya dulu sering bingung harus memberi makan apa untuk anak saya supaya sehat. Dari kelas ini, saya jadi tahu pentingnya gizi dan cara mengolah makanan sederhana tapi bergizi. Saya merasa tidak sendiri lagi. Ada yang peduli dengan kami,” tutur Masnah, salah satu ibu penerima manfaat.
Seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi erat dengan Rumah Zakat, posyandu, dan didampingi secara berkala selama dua bulan masa implementasi program. Pendampingan ini memastikan perubahan tidak hanya terjadi sesaat, tetapi menjadi bagian dari kebiasaan baru yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Lurah Pantai Lango, Risal Syauqie pun menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Srikandi PLN UIP KLT. “Program ini menyentuh langsung hati masyarakat kami. Bukan hanya membantu tubuh anak-anak kami menjadi lebih kuat, tetapi juga menguatkan batin para ibu dan keluarga mereka,” ungkapnya.
Selama dua bulan penuh, para Srikandi PLN tidak hanya datang dan pergi, mereka mendampingi, mereka mendengar. Mereka menyapa setiap wajah kecil yang sedang berjuang untuk tumbuh.
Terpisah, General Manager PLN UIP KLT, Basuki Widodo, menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia. PLN UIP KLT akan terus hadir, mendampingi, dan memastikan anak-anak di Pantai Lango memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang lebih baik.
“Lewat Srikandi Care, PLN menunjukkan bahwa cahaya tidak hanya berasal dari kabel dan jaringan listrik, tetapi juga dari hati PLNers yang memilih peduli,” ujar Basuki.
Di Pantai Lango, di antara rumah-rumah sederhana dan pelukan para ibu, sebuah keyakinan baru kini tumbuh, bahwa esok hari akan lebih baik. Bahwa anak-anak ini akan tumbuh menjadi generasi yang lebih kuat. Pada akhirnya kepedulian selalu mampu mengalahkan keterbatasan.
Karena ketika perempuan PLN bersatu untuk menghidupkan harapan, dunia pun perlahan berubah, dimulai dari satu anak, satu ibu, satu senyum di Pantai Lango.
Poniran | Ist







Comment