by

Tarif Retribusi Hotel Atlet Didesak Segera Ditetapkan, Ini Kata Komisi II DPRD Kaltim

Kabargupas.com, SAMARINDA – Pengelolaan Hotel Atlet yang berada di Komplek GOR Kadrie Oening, Jalan Wahid Hasyim I, Samarinda, masih menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim).

Permasalahan tarif retribusi atas perubahan status Wisma Atlet menjadi Hotel Atlet ini menjadi sorotan para Wakil Rakyat Benua Etam, sebutan lain dari Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan DPRD Kaltim melalui Komisi II di Hotel Atlet Samarinda, belum lama ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, meminta agar penetapan tarif segera dilakukan guna mendukung optimalisasi pemanfaatan aset daerah.

Sidak yang dipimpin langsung Ketua Komisi II, Sabaruddin Panrecalle itu diikuti sejumlah anggota dewan lainnya. Mereka meninjau langsung kondisi Hotel Atlet yang kini telah berubah total dari bangunan lama yang terbengkalai.

“Pasca-renovasi besar-besaran, bangunan ini tidak lagi layak diperlakukan sebagai wisma. Oleh karena itu, saya menilai perlunya segera menerapkan tarif retribusi meski aturan rinci masih dalam proses,” kata Sapto Setyo Pramono.

“Gunakan dulu tarif yang ada sambil menunggu penyesuaian berdasarkan status barunya. Yang penting ada dasar resmi dulu untuk pemanfaatan,” imbuhnya.

Ia menegaskan, penetapan tarif akan menjadi pondasi penting dalam upaya mendayagunakan aset milik pemerintah provinsi agar tidak kembali mangkrak. Sapto juga mengingatkan pentingnya bergerak cepat agar Hotel Atlet dapat segera difungsikan secara maksimal.

Hotel Atlet sendiri memiliki delapan lantai dan 273 kamar. Bangunan ini awalnya dibangun untuk penyelenggaraan PON 2008 namun sempat terbengkalai lebih dari 10 tahun.

Pada tahun 2024, bangunan tersebut direvitalisasi dengan anggaran Rp111,2 miliar untuk mendukung pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional.

“Bangunannya sudah representatif. Sekarang tinggal bagaimana membuatnya memberi manfaat ekonomi. Jangan sampai dibiarkan tidak produktif lagi,” tutup Sapto. (Adv)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed