Kabargupas.com, KUKAR – Menyemarakkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Timur (Kaltim) akan menggelar kegiatan bertajuk Dialog Bisnis Migas pada 13 Februari 2025 di Gedung Pendopo Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar).
Kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi wadah diskusi mengenai berbagai persoalan industri migas di Kalimantan Timur (Kaltim) serta mencari solusi yang konkret bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal.
Ketua Panitia HPN AMSI Kaltim Charles Siahaan menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan HPN, yang diperingati setiap 9 Februari.
Meskipun HPN merupakan agenda nasional, tambah Charles, AMSI Kaltim berinisiatif untuk menggelar acara sendiri yang relevan dengan kondisi daerah.
“Kami ingin pers berperan dalam menjembatani persoalan di tengah masyarakat. Salah satu isu utama di Kaltim saat ini adalah bisnis migas, yang berkaitan dengan kelangkaan gas LPG, antrean BBM, dan akses pengusaha lokal ke sektor migas,” ujar Charles, di Tenggarong, Kukar, Jum’at (08/02/2025) malam.
Menurutnya, meskipun Kaltim dikenal sebagai daerah kaya migas, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan BBM dan gas.
“Orang sering menyebut Kaltim kaya migas, tapi kenyataannya bensin masih harus antre, gas LPG langka. Ini paradoks yang perlu kita bahas dan cari solusinya,” tambahnya.
Charles menambahkan, selain membahas persoalan distribusi energi, Dialog Bisnis Migas juga akan mengangkat isu keterlibatan pengusaha lokal dalam industri migas.
Menurut dia, banyak pelaku usaha di Kaltim yang ingin berpartisipasi dalam bisnis migas, baik di sektor hulu maupun hilir, tetapi menghadapi berbagai hambatan.
“Banyak pengusaha lokal yang ingin masuk ke sektor migas, bukan hanya di hilir seperti penjualan BBM, tetapi juga di hulu seperti eksplorasi dan eksploitasi. Namun, mereka kerap menghadapi keterbatasan modal dan akses,” jelasnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa melalui Dialog Bisnis Migas ini, AMSI Kaltim menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri migas untuk berbagi wawasan mengenai peluang dan tantangan bisnis migas di daerah.
“Kami berharap diskusi ini dapat membuka mata semua pihak, bahwa ada peluang bagi pengusaha lokal, tetapi aksesnya masih terbatas. Dengan dialog ini, kita bisa mencari jalan agar mereka bisa ikut berperan lebih besar,” tutup Charles. (*)
Comment