Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Balikpapan, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Gran Senyiur Jalan ARS Muhammad Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (7/10/2025).
FGD yang digelar para Wakil Rakyat Kota Minyak dan dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah ini, membahas kajian akademik serta naskah akademik atau naskah penjelasan tentang pembangunan destinasi wisata di Kota Balikpapan.
Fauzi Adi Firmansyah didampingi oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Siswanto Budi Utomo, Taufik Qul Rahman sebagai Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, dan anggota Komisi II DPRD Balikpapan lainnya yakni Mieke Henny, Swardi Tandiring, Suwanto, Vera Yulianti, Subari, Suriani dan Fadilah.
Ketua Komisi II DPRD kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, mengatakan FGD penting dilakukan untuk menyerap masukan dari mitra kerja komisi II dibidang pariwisata. selain mitra kerja kami ada juga dari Universitas Negeri Malang.
“Fokus komisi II saat ini yaitu pengembangan pariwisata di kota Balikpapan dengan menyerap seluruh aspirasi para pelaku usaha pariwisata. Adanya usulan seperti wisata tematik atau lainnya prinsipnya kami mendukung tetapi yang perlu dipahami adalah dukungan dari pemerintah,” kata Fauzi Adi Firmansyah.
Sementara itu, dua pemateri dari Universitas Negeri Malang dilibatkan dalam kegiatan ini, yakni Prof. DR. Imam Mukhlis SE, MSi dan Dr. Hadi Sumarsono ST, MSi. Sedangkan peserta diskusi melibatkan para perwakilan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Balikpapan, perwakilan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkot Balikpapan yang merupakan mitra Komisi II DPRD Balikpapan serta lainnya.
Dalam paparannya, Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang, Imam Mukhlis, menilai dari FGD yang telah digelar, Balikpapan memiliki potensi besar yang bisa di kembangkan selain daya tarik lokal dan domestik.
“Saya sudah sampaikan di FGD ada beberapa potensi-potensi seperti wisata bahari yang dijadikan satu paket dengan ekonomi kreatif,” kata Imam.
“Pelaku wisata saat ini didominasi generasi milenial baik dari sisi pelaku dan domainnya. Sehingga dibutuhkan kreasi, inovasi, bentuk kegiatan, hingga lokasi,” tutupnya.
Poniran | Adv
Comment