Kabargupas.com, BALIKPAPAN – Kontraktor pelaksana proyek pembangunan sekolah terpadu (SD-SMP) di kawasan perumahan Balikpapan Regency asal Aceh bernama PT Sarjis Agung Indrajaya dipertanyakan kredibilitasnya oleh Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formak) Indonesia dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar Komisi IV DPRD Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (11/04/2023).
Pasalnya, pengerjaan proyek sekolah terpadu yang pelaksanaannya mulai dilakukan pada 2022 itu hingga saat ini, capaian progresnya baru 20,8 persen. Padahal, sejumlah dana telah dilakukan penarikan oleh kontraktor bersangkutan.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono menjelaskan, RDP yang dilaksanakan hari ini adalah menindaklanjuti laporan dari Formak Indonesia yang menyoroti progres pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency yang capaian progresnya baru 20, 8 persen.
“Kita laksanakan RDP ini menindaklanjuti laporan Formak Indonesia terkait proyek pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency yang capaian progresnya tidak sesuai harapan,” kata Budiono ditemui wartawan usai kegiatan.
“Untuk memastikan pelaksanaan pembangunan sekolah terpadu itu, maka Komisi IV DPRD Balikpapan akan melakukan kunjungan ke lapangan. Kita agendakan kunjungan ke lokasi,” imbuhnya.
Ketua Umum Formak Indonesia, Jerico Noldi mengatakan, hasil RDP yang dilaksanakan ini tidak ada kata temu karena data yang disampaikan oleh pihak kontraktor pelaksana hanya secara lisan. Jadi, untuk memastikan jika proyek tersebut tidak bermasalah maka Komisi IV DPRD Balikpapan akan melakukan kunjungan lapangan.
“Hasil rapat belum sepakat, nanti kata mereka (DPRD, red) mau kunjungan ke lokasi proyek. Dari paparan tadi, belum sempurna alias masih jauh dari harapan karena belum dijawab semuanya. Masih benang kusut,” kata Jerico.
Adanya dugaan pencairan dana kontrak, Jerico mengingatkan Pemkot Balikpapan untuk tidak gegabah melakukan pembayaran kepada kontraktor pelaksana ketika progres pembangunan belum sesuai target. Jerico juga minta Pemkot Balikpapan untuk berkaca dengan kasus proyek DAS Ampal Balikpapan, yang diduga kontraktor tidak punya modal.
“Kita maunya setiap pemenang lelang itu punya uang. Minimal dia bangun dulu dari sejak kontrak dan lain-lain, jangan hanya menunggu uang dari pemerintah. Jadi kita menunggu keseriusan DPRD Balikpapan untuk menindaklanjuti persoalan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Cabang PT Sarjis Agung Indrajaya, Mustafa mengatakan, saat ini progres pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency mencapai 20,8 persen dengan perjalanan waktu selama 4 bulan setengah dari 13 bulan.
“Kita masih ada waktu 8,5 bulan dan berakhir pada 19 Desember 2023 mendatang. Jadi begini Pak. Kalau orang kerja bangunan yang sekarang, kontrak-kontrak itu, 5 bulan selesai tapi lahan siap. Kita masih ada 8,5 bulan,” kata Mustafa.
Mustafa juga menegaskan jika kondisi hujan saat ini tetap menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, khususnya dalam pengecoran. Meski kondisi alam, tetap saja tidak bisa dikerjakan.
Apalagi, pemakaian beton juga terdampak akibat adanya pembangunan IKN. Makanya, pihaknya kembali kepada desain awal. Pihaknya juga menyikapi temuan Formak Indonesia, Mustofa mengatakan, dalam melaksanakan pekerjaan PT Sarjis ada supervisinya, ada nota pembelian, serta lainnya.
“Kalau dari Formak dibilang beda, sekarang begini, misal dari sini ke sini kita ada jumlah 10 tiang, kita pasti ikut 10 tiang toh. Kalau ada bergeser 10 cm kan tidak masalah, yang penting jumlahnya. Itu prinsipnya,” tutup Mustofa.
Penulis: Poniran
Editor: Nurhayati
Comment