Kabargupas.com, TANAH BUMBU – Perempuan PLN tak hanya hadir di ruang diskusi, tetapi juga terjun langsung ke lapangan. Melalui keterlibatan Srikandi PLN, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) memulai tahapan awal pekerjaan Proyek Extension 1 Trafo Bay dan pemasangan Trafo 30 MVA di Gardu Induk (GI) 150 kV Satui.
Proyek ini dijalankan oleh Unit Pelaksana Proyek Kalimantan Timur 4 (UPP KLT 4) bersama mitra kerja PT Citra Bakti Persada (CBP). Proyek strategis ini bukan hanya tentang penambahan kapasitas, tetapi juga tentang semangat dan kesetaraan gender dalam dunia teknik.
Kegiatan survey dan pembersihan lokasi (site clearing) telah dilakukan untuk memastikan kesiapan area dan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan, sebagai fondasi penting sebelum pekerjaan fisik dimulai.
Proyek ini merupakan bagian dari program prioritas nasional dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang bertujuan memperkuat sistem transmisi dan meningkatkan keandalan listrik di Kalimantan Selatan terutama di wilayah berkembang dan kawasan industri.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar menyatakan, GI Satui menjadi salah satu titik vital dalam upaya peningkatan kapasitas sistem kelistrikan di kawasan tersebut.
“Penambahan trafo ini akan memperkuat kapasitas sistem dan mendukung kontinuitas pasokan listrik, baik untuk pelanggan eksisting maupun kebutuhan baru,” ujar Raja, belum lama ini.
Sementara itu, Manager PLN UPP KLT 4, Rizal Hikmhtiar menambahkan, tahapan awal proyek dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar kualitas pembangunan tetap terjaga sejak dini.
“Kami pastikan seluruh proses awal, mulai dari pengukuran hingga pembersihan lokasi, sesuai standar teknis. Ini penting untuk mencegah kendala di tahap konstruksi nanti,” ujarnya.
Tim teknis di lapangan melakukan berbagai verifikasi, mulai dari kontur tanah, jalur kabel eksisting, hingga akses alat berat. Hal ini dijelaskan oleh Assistant Manager Pengendalian Proyek PLN UPP KLT 4, Andri, yang menyebut bahwa pengukuran topografi dan verifikasi posisi peralatan eksisting dilakukan secara detail.
“Kami memastikan tidak ada potensi konflik desain, sehingga proses pembangunan berikutnya dapat berjalan lancar,” jelasnya.
Di tengah dominasi pekerjaan teknik, keterlibatan Srikandi PLN menjadi sorotan tersendiri. Salah satunya adalah Evytabela Ayu Kristina, yang ikut turun langsung dalam proses pengecekan dan koordinasi awal proyek.
“Terlibat langsung di lapangan membuktikan bahwa perempuan juga mampu mengambil peran penting dalam proyek strategis. Di PLN, kolaborasi laki-laki dan perempuan berjalan setara,” tutur Evytabela.
Partisipasi aktif Srikandi PLN bukan sekadar simbol kehadiran, tetapi menjadi bukti kontribusi nyata perempuan dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
Dengan rampungnya proyek ini, trafo berkapasitas 30 MVA di GI Satui akan memperkuat penyaluran daya listrik ke pelanggan dan meningkatkan stabilitas tegangan di Kalimantan Selatan. Sebuah langkah penting menuju sistem kelistrikan yang lebih andal dan merata.
Poniran | Ist
Comment